TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Ridwan Kamil menyatakan tak ingin maju dalam pencalonan, pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 menyisakan inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon terkuat. Partai NasDem telah menyebut akan mendukung Ahok dalam pemilihan tahun depan. Adapun PDIP masih menunggu rapat pimpinan penentuan calon gubernur.
Namun Ahok mengatakan lebih berkomitmen maju lewat jalur independen. "Saya lebih komitmen ke independen, mereka (pendukungnya di jalur independen) sudah berusaha sejak awal," kata Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.
Meski demikian Ahok mengatakan dia tetap menerima tawaran dukungan yang datang dari partai politik. Ia mengaku tidak ada salahnya menerima tawaran dari partai politik tersebut. "Semua tawaran kita terima, namanya juga nawar ya kita terima," ujarnya.
Basuki mengaku cukup sering berbincang dengan PDIP. Sementara dengan Gerindra, ia mengakui masih berhubungan baik. Bahkan, menurut dia, ia masih sering makan bersama dengan politikus Gerindra.
Basuki merencanakan akan memutuskan pendampingnya di pemilihan kepala daerah pada Maret ini. Namun hingga saat ini ia masih belum memutuskan siapa pendampingnya di pilkada 2018. Namun, Basuki mengatakan akan maju bersama wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat, yang berasal dari PDIP.
Dalam beberapa survei yang diadakan, nama Basuki Tjahaja Purnama masih menjadi calon kuat gubernur DKI Jakarta periode mendatang. Ahok dalam survei itu bersaing ketat dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Namun pada Senin, 29 Februari 2016, Ridwan Kamil menyatakan mundur dari bursa pencalonan. Alasannya dia ingin memenuhi kewajibannya sebagai wali kota Bandung hingga selesai masa tugas.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI