TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyediakan sejumlah bus bantuan guna mengangkut para penumpang yang telantar di terminal-terminal besar di Jakarta. Penyediaan bus bantuan menyusul aksi mogok awak angkutan umum di Jakarta.
Kepala Sub-Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto mengatakan pihaknya menyediakan lima bus di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, untuk mengangkut penumpang. "Jumlah itu akan ditambah jika masih kurang,” katanya di Terminal Blok M, Senin, 14 Maret 2016.
Menurut Christianto, satu bus dikerahkan untuk melayani para penumpang tujuan Kampung Rambutan. Sedangkan penumpang tujuan Tanah Abang dan Manggarai masing-masing disediakan dua bus.
Christianto menjelaskan, bus bantuan itu merupakan bus sekolah yang dibagi ke seluruh wilayah di Jakarta. Di Terminal Blok M, bus ditempatkan di pintu keluar terminal.
Setiap bus dikawal seorang petugas Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hal itu dilakukan untuk mengamankan bus dari amukan sopir angkutan umum. Christianto menyebutnya sebagai langkah antisipasi. "Selain untuk keamanan, para sopir bus bantuan itu, kan, enggak tahu jalurnya, sehingga petugas itu yang mengarahkannya," ujarnya.
Christianto menjelaskan, penumpang yang menggunakan bus bantuan itu tidak dipungut biaya alias gratis. Itu sebabnya banyak penumpang yang berebutan mendapatkan tempat di dalam bus.
Para pengemudi angkutan umum yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melangsungkan demo pada hari ini. Mereka akan bergerak menuju Balai Kota DKI Jakarta dan Istana Presiden. Rencananya, 15 orang perwakilan akan menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Aksi para pengemudi angkutan umum itu dilakukan untuk memprotes maraknya kendaraan umum berbasis aplikasi untuk para sopir taksi. Sedangkan pengemudi Kopaja mempersoalkan pembatasan usia kendaraan. "Ada dua jenis aksi. Para sopir taksi memprotes kendaraan online. Sedangkan pengemudi Kopaja protes soal umur kendaraan," ucap Christianto.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI