TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Mohamad Arief Biki mengatakan akan memberdayakan masyarakat komunitas untuk menyebarkan pendidikan keluarga berencana di daerahnya.
“Kami akan gunakan elemen anak nongkrong untuk bantu sebarkan program keluarga berencana,” katanya dalam peresmian Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Maret 2016.
Ia mengatakan timnya tidak bisa menggunakan karang taruna di daerahnya untuk menyebarkan pendidikan keluarga berencana. Sebab, organisasi ini tidak terlalu aktif. Menurut dia, memberdayakan anak nongkrong lebih efektif. Alasannya, di daerah itu banyak sekali komunitas yang bisa diberdayakan.
Program penyebaran keluarga berencana menjadi salah satu fokusnya lantaran kelurahan tersebut baru diresmikan sebagai Kampung Keluarga Berencana oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Surya Chandra Surapaty. “Tujuannya tentu membumikan keluarga berencana kembali,” ujarnya.
Selama menjabat, Arief memang sudah beberapa kali mengundang komunitas di kawasannya untuk diajak berbicara. Komunitas itu di antaranya Sekolah Komunitas Johar Baru dan Jak Mania Johar baru.
Awalnya, komunitas itu menolak lantaran anak muda cenderung anti dengan pemerintah. Namun ia mencoba menghapus pemikiran tersebut. Ia pun berusaha membaur dengan komunitas muda di daerahnya dengan bermain band bersama sebagai pemain bas.
Selain menggandeng komunitas, Arief, yang belum berusia 30 tahun ini, membuat gedung serbaguna untuk kegiatan edukasi KB.
Tersedia ruang konsultasi program KB di gedung bertingkat dua itu. “Ruang konsultasi itu untuk semua usia karena kami ingin program KB ini tidak hanya untuk bapak-ibu, tapi juga generasi muda,” ucapnya.
Ruang edukasi KB berada di gedung serbaguna, yang menyatu dengan taman ruang publik terpadu ramah anak yang juga baru diresmikan hari ini.
Gedung itu memiliki fasilitas aula serbaguna terbuka, lapangan olahraga, taman hati PKK (Taman Toga), ruang laktasi (ruang menyusui), PKK Mart, perpustakaan, pantry, toilet untuk umum dan difabel, taman interaksi, taman anak, amphitheater, ruang terbuka hijau, Wi-Fi untuk mengakses Internet, resapan air, dan komposting (tempat memilah sampah).
Kelurahan Tanah Tinggi dipilih menjadi salah satu kampung KB di Jakarta karena banyak faktor. Kelurahan, yang berada di dekat Stasiun Kramat Sentiong, itu sangat padat.
Arief mengatakan di kelurahan itu terdapat 44 ribu penduduk di lahan sekitar 62,23 hektare. Saking padatnya, rumah-rumah sangat berhimpitan sehingga terlihat kumuh.
Faktor lain ialah kelurahan masuk ke kawasan miskin perkotaan, kualitas peserta KB masih rendah, serta banyak masalah sosial yang terjadi.
Masalah sosial itu meliputi HIV/AIDS, tawuran, pengangguran, dan bayaknya anak putus sekolah. Selain itu, kualitas peserta KB masih rendah.
MITRA TARIGAN