Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tanah Jakarta Turun 9 Cm per Tahun Akibat Eksploitasi Air  

image-gnews
Seorang warga terpaksa memutar balik karena jalan yang tidak bisa dilalui di area makam yang terendam banjir di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, 1 Maret 2016. Buruknya saluran air di pemakaman ini memperburuk genangan air yang merendam sejumlah makam. TEMPO/Iqbal Ichsan
Seorang warga terpaksa memutar balik karena jalan yang tidak bisa dilalui di area makam yang terendam banjir di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, 1 Maret 2016. Buruknya saluran air di pemakaman ini memperburuk genangan air yang merendam sejumlah makam. TEMPO/Iqbal Ichsan
Iklan

TEMPO.COJakarta - Eksploitasi air tanah di Ibu Kota kian mengkhawatirkan. Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Junaedi mengatakan, akibat pengisapan air tanah secara terus-menerus, penurunan muka tanah di wilayah utara Jakarta mencapai 9 sentimeter setiap tahun. "Jadi, stop pakai air tanah," katanya kepada Tempo, Rabu kemarin.

Kondisi tersebut diperkirakan semakin parah karena data Badan Lingkungan Hidup menunjukkan bertambahnya titik pengeboran sumur dalam lima tahun terakhir. Pada 2011, tercatat 7,2 juta meter kubik air didulang di 4.231 titik sumur. Angka ini meningkat menjadi 8,9 juta meter kubik air dari 4.473 titik sumur pada 2014.

Baca juga: Yusril: Kapasitas Wali Kota Kok Jadi Presiden  

Menurut Junaedi, air yang mengalir di sungai-sungai Ibu Kota dapat diubah menjadi air baku menggunakan teknologi instalasi pengolahan air limbah. Ditambah lagi, ada jaringan pipa agar air bersih dapat mengalir ke permukiman penduduk, kawasan bisnis, hingga industri, sehingga masyarakat tak lagi menggunakan air tanah.

Mengutip data Perusahaan Daerah Air Minum Jaya, jaringan pipa air bersih menjangkau 60 persen dari 12,5 juta warga Jakarta. Artinya, ada 5 juta orang yang belum mendapatkan pasokan air bersih sehingga masih memakai air tanah atau sumber lainnya sebagai pasokan utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Ahok Berkeras Larang Delman Beroperasi di Monas, Kenapa?

Deputi Direktur Bidang Teknis dan Pelayanan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Bance Simarmata mengatakan potensi air sungai yang bisa dimanfaatkan misalnya dari Kanal Banjir Barat. Namun, ia menjelaskan, air di sana tercemar limbah rumah tangga dan tak cocok dijadikan air baku karena kandungan amonianya tinggi. Karena itu, perlu penanganan lebih lanjut dengan membangun instalasi pengolahan air di sana. "Kami perlu dukungan perizinan dan investasi," ujar Bance.

Adapun Dinas Tata Air DKI berencana merehabilitasi dan menambah waduk sebagai tempat penampungan air agar dapat dimanfaatkan sebelum mengalir ke laut. "Sehingga masyarakat tak perlu menggunakan air tanah," tutur Kepala Bidang Air Tanah dan Air Bersih Dinas Tata Air Dedi Kunfriadi.

Pengamat tata air dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengatakan penurunan permukaan tanah Jakarta mencapai 10-11 sentimeter setiap tahun. Jika dikalkulasikan dengan ketinggian tanah di kawasan Monumen Nasional—yang berada 4,9 meter di atas permukaan laut pada 2008, pada 2050, Monas bisa sejajar dengan bibir pantai saat ini apabila eksploitasi air tanah terus berlanjut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

NINIS

Petaka Defisit Air di Jakarta

Kepala Bidang Air Tanah dan Air Bersih Dinas Tata Air DKI Dedi Kusfriadi mengatakan sebagian besar air baku yang dipasok dua perusahaan air minum, Palyja dan Aetra, sangat bergantung pada pasokan dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat. Adapun sisanya mengandalkan air dari Kali Cisadane dan Kali Krukut serta pengolahan air di dalam kota. Berikut ini data kebutuhan air dan ketersediaannya.

Potensi:
Ketersediaan air baku 18 ribu liter per detik, sedangkan angka kebutuhannya 26 ribu liter per detik.

Pasokan:
Waduk Jatiluhur: 81 persen
Kali Cisadane: 15 persen
Kali Krukut: 4 persen

Sambungan Air
Populasi: 12,5 juta penduduk Jakarta
Air baku: 7,5 juta jiwa (60 persen)
Air tanah dan sumber lain: 5 juta jiwa (40 persen)

Instalasi Pengolahan Air
Sistem Pengolahan Air Minum Jatiluhur berkapasitas 5.000 liter per detik (mulai 2017)
Moving Bed Bio-Film Reaktor (MBBR) berkapasitas 550 liter per detik (cadangan)
Instalasi Pengolahan Air Pesanggrahan berkapasitas 600 liter per detik (2018)
Instalasi Pengolahan Air Hutan Kota berkapasitas 300 liter per detik (2017)
Instalasi Pengolahan Air Pejaten berkapasitas 200 liter per detik (2017)

NINIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sifat Air Tanah dan Bahaya Eksploitasi Air Tanah Berlebihan Bagi Lingkungan

2 September 2023

Warga memompa air tanah di kawasan Petamburan, Jakarta, Rabu, 6 Oktober 2021. Polemik tentang penggunaan air tanah di DKI Jakarta tengah menjadi perbincangan. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Sifat Air Tanah dan Bahaya Eksploitasi Air Tanah Berlebihan Bagi Lingkungan

Proses pembentukan air tanah diawali dengan hujan yang jatuh di permukaan bumi, diserap ke dalam tanah kemudian melalui proses yang disebut infiltrasi.


LPBI NU Usul Perda Penyelenggaraan dan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah Direvisi

5 Agustus 2023

Ilustrasi Pajak. shutterstock.com
LPBI NU Usul Perda Penyelenggaraan dan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah Direvisi

Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana Indonesia (LPBI) NU DKI Jakarta Laode Kamaludin meminta agar Perda tentang pajak air tanah direvisi.


Air Minum Jakarta Tercemar Bakteri E. Coli dari Tinja akibat Eksploitasi Air Tanah

15 November 2022

Penjual air bersih mengisi air bersih di kawasan Muara Angke, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2022. Sejak tahun 1980-an, warga Muara Angke, Jakarta Utara, mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Selama bertahun-tahun, untuk memenuhi kebutuhan air minum mereka terpaksa membeli air isi ulang atau air kemasan, Warga Muara Angke mengaku harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari dengan harga Rp2.500,- per jeriken. diantaranya tinggal di Blok Limbah, Blok Eceng, dan Blok Empang. TEMPO/Muhammad Hidayat
Air Minum Jakarta Tercemar Bakteri E. Coli dari Tinja akibat Eksploitasi Air Tanah

Arief Nasrudin menyebutkan penyebab air minum di Jakarta tercemar bakteri E. coli dari tinja karena eksploitasi air tanah berlebihan.


PAM Jaya Butuh Pasokan Air Baku 11.150 Liter per Detik untuk Raih Target 2030

9 Agustus 2022

Sejumlah warga Muara Angke membawa jerigen saat melakukan aksi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Februari 2022. Para warga yang datang dari blok Limbah, blok Eceng dan blok Empang RW 022 Muara Angke ini menggelar aksi terkait krisis air bersih yang melanda di pemukiman mereka. Selain meminta layanan air bersih, mereka juga meminta agar PAM Jaya melakukan pelayanan suplai air minum menggunakan kios air sementara untuk warga sebanyak 293.208 liter per hari, dan pemberlakuan tarif air sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 57 tahun 2021 yaitu seharga Rp. 1.575,-/ meter kubik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
PAM Jaya Butuh Pasokan Air Baku 11.150 Liter per Detik untuk Raih Target 2030

Untuk penuhi air baku, PAM Jaya juga akan mengembangkan SPAM Pesanggrahan, SPAM Jatiluhur I, SPAM Buaran dan SPAM Ir H Djuanda/Jatiluhur II.


Hentikan Eksploitasi Air Tanah di Jakarta, DKI Harus Percepat Bangun Pipa Air Minum

8 Agustus 2022

Warga mencuci baju dengan air seadanya di Kampung Bandan, Jakarta, Senin (20/2). Saat ini kebutuhan air bersih masyarakat Jakarta yang mencapai 21.000 liter per detik belum mampu dipenuhi PAM Jaya yang tiap harinya hanya memproduksi sebanyak 18.000 liter per detik. Akibatnya, sebagian masyarakat membelinya dari pihak lain dan mengeksploitasi air tanah tanpa kontrol memadai. Tempo/Tony Hartawan
Hentikan Eksploitasi Air Tanah di Jakarta, DKI Harus Percepat Bangun Pipa Air Minum

Jika eksploitasi air tanah berlangsung terus-menerus, diprediksi 90 persen wilayah Jakarta akan tenggelam pada 2050.


Pemprov DKI akan Tegas soal Zonasi Bebas Air Tanah Mulai Agustus 2023

23 Juli 2022

Barisan gedung bertingkat di kawasan jalan Gatot Soebroto, Jakarta.
Pemprov DKI akan Tegas soal Zonasi Bebas Air Tanah Mulai Agustus 2023

Gedung berlantai lebih dari delapan dan luas lahan lebih dari 5 ribu meter persegi tidak diizinkan lagi memakai air tanah


Top 3 Tekno Berita Kemarin: Mahasiswi Undip di Sea Games, Banjir Rob di Semarang

25 Mei 2022

Rezza Octavia memamerkan medali emas yang diraih di Olimpiade Vietnam. (instagram/@rezzaoctavia)
Top 3 Tekno Berita Kemarin: Mahasiswi Undip di Sea Games, Banjir Rob di Semarang

Selain medali emas SEA Games dari Mahasiswi Undip dan Banjir rob Semarang, ada pula berita tentang jumlah penutur Bahasa Indonesia di dunia kini.


Banjir Rob Parah Terjang Semarang, Pakar Lingkungan: Banyak Problem di Pesisir

24 Mei 2022

Foto udara kondisi banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin, 23 Mei 2022. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Banjir Rob Parah Terjang Semarang, Pakar Lingkungan: Banyak Problem di Pesisir

Sebanyak 13 daerah di Jawa Tengah dilanda banjir rob sejak Senin hingga hari ini, Selasa 24 Mei 2022.


Minta PDAM Kurangi Penggunaan Air Tanah, Berikut Intruksi PUPR

9 Desember 2021

Menteri  Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia Abdul Halim Iskandar,  saat rapat kerja dengan Komisi V DPR RI tentang Penetapan Hasil Pebahasan Alokasi Anggaran Sesuai Nota Keuangan RAPBN TA 2021, Selasa (15/9) di Gedung Nusantara DPR, Jakarta.
Minta PDAM Kurangi Penggunaan Air Tanah, Berikut Intruksi PUPR

PUPR minta PDAM bisa mengolah air minum dengan tidak menggunakan air tanah.


Pantai Utara Jawa Tengah Tenggelam, Ini Langkah yang Diambil Pemdanya

15 Oktober 2021

Seorang warga memperhatikan kapal Tongkang yang terdampar, di Pantai Utara, Martoloyo, Tegal, Jawa Tengah, Senin, 7 Desember 2020. ANTARA/Oky Lukmansyah
Pantai Utara Jawa Tengah Tenggelam, Ini Langkah yang Diambil Pemdanya

Di antara upaya jangka pendek yang dilakukan Pemda Jawa Tengah adalah pembangunan jalan tol yang terintegrasi dengan tanggul laut dan kolam retensi.