TEMPO.CO, Bekasi - Banjir parah melanda Kota Bekasi, Jawa Barat, akibat meluapnya Kali Bekasi pada Kamis pagi dan Jumat dinihari. Rumah penduduk di bantaran kali tersebut terendam banjir. Di Perumahan Pondok Gede Permai dan Vila Jatirasa, ketinggian banjir mencapai empat meter lebih.
Karena itu, warga sejumlah perumahan yang tergenang banjir mendesak agar ada normalisasi kali tersebut. Sebab, volume kali saat ini tak bisa menampung debit air kiriman dari Bogor dalam jumlah besar. Akibatnya, air meluap ke permukiman.
"Kali Bekasi sudah dangkal, harus dikeruk," kata Sekretaris RW 8, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kelik Widyanto, Jumat, 22 April 2016.
Menurut dia, dangkalnya Kali Bekasi karena banyak sedimen akibat abrasi di bagian hulu. Material tanah itu mengendap di dasar karena Kali Bekasi terdapat bendungan. Karena itu, normalisasi sangat dibutuhkan. "Bukan hanya meninggikan tanggul saja, tapi normalisasi lebih penting," katanya.
Menurut dia, apabila volume kali bisa menampung debit air kiriman, maka akan mengurangi beban tanggul yang sudah ada. Sehingga, warga yang bermukim di bantaran kali tersebut tak dihantui banjir. "Tanggul tinggi-tinggi, kalau jebol gimana? makin membahayakan," kata pria yang juga relawan banjir tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi menyebut bahwa volume Kali Bekasi saat ini sudah mengecil dibanding 20-30 tahun lalu. Padahal, idealnya, kali harus mampu menampung sekitar air kiriman sebanyak 400-500 meter kubik per detik atau sekitar 350-400 sentimeter. "Solusinya harus dinormalisasi," kata koordinator tim reaksi cepat BPBD Kota Bekasi, Feri Santoso.
Kepala Bidang Tata Air pada Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Dicky Irawan mengatakan pemerintah telah mengusulkan normalisasi Kali Bekasi kepada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Semalam diusulkan lagi ke Pak Menteri," kata Dicky.
Banjir di Bekasi yang terjadi kemarin dan hari ini dianggap terbesar sepanjang sejarah. Selain tinggi muka air mencapai 500 sentimeter, debit limpasan yang dibuang ke laut juga lebih besar dari banjir 2007. Ketika itu, debit mencapai 720 meter kubik per detik, tapi kali ini mencapai 780 meter kubik per detik.
Rumah penduduk mulai dari Vila Nusa Indah, Vila Jatirasa, Pondok Gede Permai, Kemang IFI Graha, Pondok Benda, Pondok Mitra Lestari, Depnaker, Delta Pekayon, Margahayu, Teluk Pucung, dan perkampungan lainnya terendam banjir setinggi satu setengah meter. Paling parah di Pondok Gede Permai hingga empat meter lebih.
ADI WARSONO