TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan adanya kubu Genk Golf atau pecinta olahraga golf di dalam struktur Pemerintah DKI Jakarta. Tidak ada yang salah dengan hobi bermain golf. Asalkan, kata Ahok, kubu ini tidak mempengaruhi kebijakan satu dengan yang lainnya. Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi disebut Ahok tergabung dalam kubu itu.
Menurut Ahok, beberapa pejabat di DKI Jakarta memang suka melakukan hobi tersebut. "Dulu saya sering dengar cerita ini. Kalau enggak main golf, sulit naik pangkat di DKI. Saya juga enggak bisa dong semua Genk Golf di DKI saya singkirkan. Enggak bisa juga," kata Ahok di Lapangan IRTI Monas, Senin, 25 April 2016.
Menurut Ahok, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Budi Heru Hartoni dan Sekretaris Daerah Saefullah susah naik pangkat karena tidak bisa bermain golf. "Jadi dulu jangan harap (naik pangkat) kalau enggak bisa main golf di Jakarta. Karena gubernurnya (dulu) (suka) golf," kata Ahok.
Ahok mengetahui keterlibatan Rustam dalam Genk Golf saat hari pelantikan pada 2 Januari 2015. Setelah upacara pelantikan digelar, Ahok mendengar desas-desus Rustam mengatur agenda untuk bermain golf dengan rekan-rekannya.
"Walaupun karena genk-nya masih "Genk Golf" eselon II, mainnya sudah ke luar negeri, ke mana-mana. Ya, saya enggak boleh dong marahin orang kalo kerjanya baik karena dia Genk Golf," ujarnya.
Rustam sudah mengakui hobi mahalnya itu kepada Ahok. Bahkan Rustam meminta izin untuk bermain golf satu hingga dua minggu sekali. Ahok tidak mempermasalahkan hal itu asal dia bekerja dengan baik.
Ahok mengaku hubungan dia dengan Rustam baik-baik saja. Alih-alih sakit hati, Ahok justru menyebut Rustam ingin bersahabat dengan dia. Bahkan Ahok pernah memberikan uang operasionalnya kepada Rustam Rp 50 juta setiap bulan untuk menghadiri hajatan warga.
"Saya kasih Rp 50 juta sebulan, pake uang operasional saya nih, Rp 50 juta nih. Jangan buat main golf ya, ini buat kawinan warga nih," ucapnya. "Saya enggak masalah kamu golf kek, mau mijit kek, mau ke mana, itu hak Anda. Tapi pekerjaan saya harus beres. Ya, kan?"
Rustam mengunggah status di akun Facebook-nya. Rustam menulis, tudingan Ahok yang mengatakan dia bersekutu dengan tokoh politik atau bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 itu tidak benar dan tidak beralasan sama sekali.
Dia juga kecewa, sebab, sebagai bawahan, dia mengharapkan ucapan terima kasih dari pemimpinnya atas hasil kerja yang telah dilakukan. Sebab, hal ini dapat menyemangati serta motivasi untuk menjalankan tugas berikutnya. Dia tak menyangka tudingan tersebut keluar dari pemimpin yang diharapkannya dapat memberi petunjuk, arahan, bimbingan, motivasi, dan semangat.
LARISSA HUDA