TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 17 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universita Indonesia ditangkap polisi saat mencoba menyusup ke arena Pameran Mesin Rokok (World Tobaccco Process and Machinery) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakara Pusat, Kamis, 28 April 2016. Mereka mencoba memasuki arena Hall D tempat berlangsungnya acara untuk menolak pameran tersebut.
Koordinator Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Julius Ibrani yang mendampingi secara hukum para mahasiswa itu mengatakan, ke-17 mahasiswa itu saat ini dibawa ke Kepolisian Sektor Kemayoran. "Saat mereka mencoba berdialog dengan panitia pameran, satu orang ditarik dan didorong polisi lalu dibenturkan ke pojok pintu," kata Julius.
Aksi hari ini merupakan lanjutan demonstrasi kemarin untuk menolak Pameran Mesin Rokok. Kemarin, aksi unjuk rasa BEM mahasiswa se-Jabodetabek dan Universitas Hasanudin Makassar berujung rusuh. Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka hingga patah tulang.
Kericuhan bermula ketika masa demonstrasi yang berjumlah sekitar 350 orang menggelar aksi di halaman dalam JIExpo, tepat di depan Hall D tempat penyelenggaraan WTPM 2016. Kepolisian yang menjaga acara memasang perisai mengelilingi seluruh pendemo.
BACA:Fatwa Haram Rokok dan Penolakan Indonesia menjadi Asbak
"Mereka memberi dua pilihan, melakukan demo di Gerbang masuk 8 yang jauh dari lokasi acara, atau didorong mundur. Kami tak menjawab pilihan yang diberi. Polisi menyangka kami pilih opsi dua," ujar Andhita Nur Nina, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyatakat Univsrsitas Indonesia, saat ditemui usai aksi, Rabu, 26 April 2016.
Alhasil polisi meringksek mendorong mahasiswa mundur ke pintu keluar, sekitar pukul 12.30 WIB bentrokan pun pecah. "Saat itu posisinya sejumlah mahasiswa sedang solat di lokasi demo. Mahasiswa lain coba melindungi mereka dari dorongan polisi," kata Muhamad Bigwanto, dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) yang ikut datang mendampingi mahasiswa.
Ia menyebut salah satu mahasiswa yang ikut melawan ditarik dan dikerubungi hingga empat polisi. "Mereka menendang, menarik, hingga memukul beberapa mahasiswa," kata dia. Akibatnya sejumlah mahasiswa terluka akibat bentrok ini. Terhitung ada dua mahasiswa dari Yarsi dan Universitas Hasanudin terluka. Salah seorang mahasiswi dari UNJ bahkan sempat terinjak tangannya dan sempat diduga mengalamai patah tulang.
Setelah sekitar 10 menit bentrokan berhenti. Mahasiswa membuat pagar manusia berbentuk lingkaran dengan penjagaan polisi bertameng di sekitarnya. "Sembilan orang diputuskan maju untuk menemui pihak penyelenggara dan bernegosisasi. Tapi tak ada hasilnya. Kami malah dipertemukan dengan pihak panitia saja," ujar Andhita yang ikut menjadi perwakilan.
Massa demonstrasi sendiri akhirnya memilih bergerak mundur dan berorasi di depan pintu gerbang 8. Di sana mereka dijanjikan akan dipertemukan dengan pihak penyelenggara WTPM. "Namun hingga pukul 16.15 kami menunggu tak ada yang datang. Kami memutuskan pulang," kata Andhita.
Aksi demonstrasi mahasiswa ini didasarkan pada penyelenggaraan WTPM yang dianggap sama dengan World Tobacco Asia (WTA) yang digelar dan diprotes serupa pada 2012 lalu. Adanya acara ini, menurut mereka akan membuat peningkatan jumlah produksi rokok di Indonesia. Nantinya yang jadi sasaran bukan hanya orang dewasa namun juga anak-anak, kata mereka.
ISTIQOMATUL | EGI ADYATAMA