TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjamin tidak akan ada satu pejabat eselon II yang akan mengundurkan diri pasca tantangan yang ia lontarkan pada Jumat pekan lalu. Bahkan, kalau benar ada yang mengajukan surat pengunduran diri, Ahok justru berterima kasih pada mereka.
"Ini siapa yang mau berhenti. Tapi ini jujur loh, saya ngomong dengan sangat jujur, kalau ada PNS eselon 2 dan 1 mau berhenti, saya sih terima kasih-terima kasih sama mereka. Mungkin mereka sudah terlalu kaya, merepotkan juga," kata Ahok.
Baca juga:
Kisah Ribut Ahok Vs Yusril: Soal Sampah Hingga Sekongkol Rustam
Survei: 9 dari 10 Orang Sungkan Menegur Orang yang Bau Badan
Menurut Ahok, jika pejabat eselon I dan II mengundurkan diri maka hal itu menjadi kesempatan bagi dia untuk menaikkan jabatan pegawai negeri sipil yang masih rendah untuk menggantikan mereka. Pasalnya, kata Ahok, masih banyak anak muda yang memiliki semangat dan kinerjanya yang bagus.
"Saya pengen yang bawah-bawah ini naik. Kalau mereka (yang atas) enggak mau turun-turun yang repot saya. Yang muda bawahan ini semangat ini kerja," kata Ahok.
Menurut Ahok, setidaknya ada sekitar 700 orang yang mencalonkan diri untuk menjadi kandidat Lurah dan Camat. Jadi, bukanlah hal yang menghebohkan, kata Ahok, jika ada yang mengundurkan diri. "Ini menarik ini. Makanya kalau Lurah dan Camat enggak mau lari kencang ya harus kami ganti. Percaya sama saya, saya tungguin kok. Berapa sih yang mau berhenti?" kata Ahok.
Menurut Ahok, selama ini ia setengah mati mencari cara untuk memberhentikan pegawai yang kerjanya tidak maksimal. Makanya, ia berharap memberhentikan mereka secara halus. "Dia berhenti sendiri lebih enak. Faktanya tidak ada yang berhenti sendiri sampai sekarang. Mesti cari-cari kesalahannya," kata Ahok.
Ahok menantang pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya Eselon II yang merasa tidak mampu menjalankan tugas dan beban pekerjaan untuk mengajukan surat pengundutan diri pada Senin 2 Mei 2016. Pengunduran diri tersebut juga berlaku bagi pejabat yang tidak suka pada dirinya.
Selain itu, Ahok juga menyebutkan akan melihat seberapa banyak angka pejabat yang tidak sanggup mengemban tugasnya.
Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi telah lebih dulu mengajukan surat pengunduran diri dari jabatannya. Keputusan itu Rustam ambil lantaran ia menilai kinerjanya selama di DKI kurang memuaskan. Rustam sempat mendapat teguran dari Ahok karena beberapa wilayah terendam banjir, khususnya di Pademangan, Jakarta Utara, karena pompa tidak bekerja optimal.
LARISSA HUDA
Baca juga:
Kenapa Laba-laba Tidak Terjerat Jaringnya Sendiri?
Kisah Ribut Ahok Vs Yusril: Soal Sampah Hingga Sekongkol Rustam