TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menuding industri skala rumahan sebagai sumber pencemaran Sungai Ciliwung. Menurut dia, banyak industri rumahan yang berada di bantaran sungai membuang limbahnya ke sungai yang membelah Jakarta itu.
"Banyak industri yang membuang limbahnya pada saat banjir. Sebelum banjir, limbah mereka simpan dulu. Begitu air dari Bogor datang dan masuk ke got pabrik, sampah akan terbawa ke luar. Hal itu bisa dirasakan dari baunya," kata Ahok setelah meninjau Sungai Ciliwung, Rabu, 18 Mei 2016.
Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Dibunuh: 31 Adegan, Pelaku Sempat Bercumbu
Wah, Begini Adegan Mesra Nikita Willy dengan Putu Gede
Melihat keadaan tersebut, Ahok meminta Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana dan Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi segera membereskan area sungai. Meski begitu, Ahok mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan serta-merta menutup izin industri tersebut.
"Jadi kami tidak menutup izinnya, melainkan mencocokkan amdal-nya. Begitu amdal-nya tidak cocok, akan kami tutup," tuturnya.
Dalam penelusuran kali ini, Ahok sekaligus mengecek langsung sejauh mana normalisasi sungai dilakukan. Dari 19 kilometer panjang Sungai Ciliwung, baru 9 kilometer yang sudah dipasang papan turap.
Selain itu, tim normalisasi menemukan beberapa area yang tidak perlu dipasangi papan turap karena terdapat batuan sedimen yang sangat kuat.
"Ini batu alam yang sangat kuat, itu bukan hanya pasir batu, tapi sudah menjadi batuan. Orang kampung bilangnya cadas. Batu sedimen begitu baik, tentu kalau diturap saya protes," ucapnya.
Beberapa area sungai juga terpantau lebih dangkal dari bagian lain. Namun Ahok mengatakan pihaknya tidak bisa terburu-buru mengeruk sungai tersebut dengan alat berat lantaran akan menyebabkan rumah-rumah sekitar bantaran sungai roboh. Dia pun mengatakan akan segera merelokasi sejumlah rumah liar di bantaran Kali Ciliwung begitu 20 ribu unit rumah susun selesai dibangun tahun depan.
"Tadi perahu tersangkut berapa kali? Kenapa enggak dikeruk dulu, nanti rumah reklamasi akan roboh. Masalahnya, belum ada rumah susun. Tahun depan 20 ribu unit sudah selesai," ucapnya.
LARISSA HUDA
Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Dihantam Cangkul: Ini 3 Setan Pemicunya
Pembunuhan Karyawati, Tersangka Ternyata Pernah Belajar di Pesantren