Menurut Ahok, tidak salah bahwa dia merasa difitnah Tempo. "Kalau begitu, boleh saya tuduh juga dong. Saya suuzon, jangan-jangan Tempo yang pingin barter dengan pengembang," ujar Ahok.
Pemimpin Redaksi Koran Tempo Daru Priyambodo menjelaskan, kata barter digunakan dalam berita itu sebagai istilah pemberian izin reklamasi dengan kewajiban pengembang mengerjakan pelbagai proyek untuk kepentingan publik di Jakarta. "Proyek-proyek itu akan jadi pengurang kontribusi tambahan pengembang yang aturannya belum disahkan," kata Daru.
Baca juga:
Geger Daging Manusia Dijadikan Kornet, Ini Penampakannya
Dea Mirella: Aku Hancur, Menangis Tiap Dengar Suara Bayi
Soal tudingan Ahok bahwa jangan-jangan Tempo yang ingin berter dengan pengembang, Daru menjawab itu tak mungkin dilakukan redaksi. "Tak ada kepentingan Tempo ingin barter berita dengan pengembang atau siapa pun," ucapnya. Dia menegaskan, redaksi Tempo tidak diperbolehkan berurusan soal bisnis dengan siapa pun untuk menjaga independensi. Independensi, ujar dia, adalah modal utama Tempo selama ini. "Dan itu selalu dijaga."
AVIT HIDAYAT
Catatan Redaksi: Berita ini telah diedit dengan menambahkan penjelasan Tempo mengenai penggunaan istilah "barter" yang dipersoalkan Gubernur DKI.
Baca juga:
Dea Mirella: Aku Hancur, Menangis Tiap Dengar Suara Bayi
Heboh Konstribusi Reklamasi: Inilah 3 Skenario Nasib Ahok