TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengomentari tindak penganiayaan sekelompok pemuda terhadap polisi yang tengah mengatur lalu lintas, Ahad lalu. Menurut Badrodin, perilaku pengendara tersebut merupakan cerminan warga yang tak sadar hukum.
"Kalau misalnya pengendara sepeda motor atau mobil distop, pasti nanya pelanggaran saya apa, itu tanda orang yang tidak sadar hukum. Sekarang ada Operasi Patuh Jaya, tentu orang yang terkena tindakan operasi patuh itu kan banyak wujudnya. Bisa dengan caci maki, bisa dengan cara diam-diam, atau kekerasan," ujar Badrodin di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin, 23 Mei 2016.
Sebelumnya, anggota Satuan Lalu Lintas Polda Metro Jaya Brigadir, Bram Karisma, dianiaya sekelompok pemuda, Ahad, 15 Mei 2015. Penganiayaan itu dilakukan saat Bram bertugas di perempatan lampu lalu lintas Jalan Mampang Prapatan-H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Badrodin menuturkan tindakan kekerasan pengendara terhadap polisi tak membuat anggotanya takut. Badrodin mengimbuhkan, polisi akan selalu waspada dalam menjalankan tugas. "Bukan hanya kekerasan, mungkin juga teror yang lain. Itu hal biasa bagi polisi," ucapnya.
Kepolisian Republik Indonesia menggelar Operasi Patuh Jaya. Operasi ini digelar pada 16-29 Mei 2016. Dalam operasi tersebut, banyak pelanggaran yang dilakukan pengguna jalan untuk menghindari petugas.
Salah satunya menendang separator dan pembatas jalan busway yang dilakukan pengguna sepeda motor di wilayah Daan Mogot, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
ABDUL AZIS