TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjamin tidak ada vaksin palsu di Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) sempat mengatakan setidaknya ada tujuh lokasi terduga penyedia vaksin palsu. Namun, Ahok menepis. "DKI amanlah," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 28 Juni 2016.
Kabar peredaran vaksin palsu disebut oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) dan Kepolisian Daerah Metro Jaya. Ahok memastikan tidak ada pada rumah sakit di Jakarta. "Saya enggak tahu, apa itu di DKI atau di luar DKI. Karena kepolisian itu kan Polda Metro Jaya juga termasuk Tangerang, Depok, dan Bekasi juga," kata Ahok. (Baca: Edarkan Vaksin Palsu, RS dan Puskesmas Terancam Sanksi)
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI menangkap sepuluh tersangka pelaku peredaran vaksin palsu sekaligus pembuatnya. Pelaku sudah membuat berbagai jenis vaksin palsu sejak 2003. Mereka meraciknya dengan bahan cairan infus dicampur vaksin tetanus.
Pelaku dijerat Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Barang bukti yang disita polisi adalah 195 bungkus vaksin hepatitis B, 221 botol vaksin Pediacel, 364 botol pelarut vaksin campak kering, dan 81 bungkus vaksin. (Baca: Ternyata BPOM Temukan Vaksin Palsu Sejak 2008, Ini Ceritanya)
LARISSA HUDA