TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku belum tahu penyebab matinya mesin pencatat kehadiran pegawai pada hari pertama seusai libur Lebaran. Ahok menduga adanya unsur kesengajaan atas kerusakan alat tersebut.
"Saya belum tahu penyebabnya. Pengalaman saya sih, ada kesengajaan. Tapi kami belum ada bukti," katanya di Balai Kota, Selasa, 12 Juli 2016.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Dian Ekowati sempat menyebutkan tidak berfungsinya mesin pencatat kehadiran pegawai atau absensi lantaran ada masalah pada jaringan Internet. Akibatnya, alat tersebut offline.
Kemudian Dian menjelaskan alasan lain kerusakan itu. Menurut Dian, alat tersebut rusak karena kabel fiber optik digigit tikus. Kerusakan mesin baru terdeteksi pada hari pertama masuk kerja setelah libur panjang.
Ahok menilai alasan tersebut tidak masuk akal karena jumlah mesin yang offline banyak, yaitu mencapai 1.217 jaringan mesin, yang dinyatakan tidak bekerja. Jumlah tersebut sudah termasuk mesin yang berada di sekolah karena masih dalam masa liburan.
"Makanya saya mau tahu juga tikusnya seberapa gede? Demen (suka) amat makan kabel, apa kabelnya diolesin keju?" ucapnya.
Ahok akan mempelajari dan menyelidiki penyebab rusaknya mesin tersebut. Ia yakin permainan dan manipulasi mesin absensi ini akan terungkap. "Bisa ketahuan kok. Mainnya halus di sini, halus banget. Enggak apa-apa, saya di sini sabar kok," ujarnya.
Gubernur DKI mengultimatum pegawai yang tidak masuk pada hari pertama masuk setelah libur Lebaran tanpa alasan yang jelas. Namun sistem pencatatan otomatis terhadap kehadiran pegawai negeri di DKI terganggu oleh kerusakan mesin.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mendapati ada 6.072 pegawai negeri DKI Jakarta yang tidak masuk pada hari pertama setelah libur Lebaran. Ini hasil penghitungan manual. Angka tersebut bisa lebih kecil karena jaringan mesin pencatatnya tidak berfungsi. Setidaknya, ada 1.217 jaringan yang dinyatakan offline.
LARISSA HUDA