TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah peserta kontes Abang None Cilik yang digelar di tengah ajang Jakarta Fair tahun ini, menurun drastis. Pada tahun-tahun sebelumnya, lomba ini biasanya dihadiri 100 peserta, tapi tahun ini peseranya kurang dari 70 orang.
"Banyak yang belum datang karena masih di daerah. Sudah (kami) konfirmasi lewat telpon, dicatat, ternyata masih di kampungnya," kata Annisa Diah Sitawati, koordinator acara Lomba Abang None Cilik di panggung area Kampoeng Betawi Jakarta Fair Kemayoran 2016, di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu, 13 Juli 2016.
Menurut Annisa, peserta yang mendaftar ikut lomba sebenarnya lebih dari 100 orang. Namun, banyak peserta yang tidak jadi hadir karena masih liburan di kampungnya.
Tahun ini adalah tahun ketiga lomba Abang None Cilik diadakan di Jakarta Fair. Lebih dari setengah peserta lomba adalah perempuan.
Para Abang dan None yang mengikuti lomba diminta menunjukkan bakatnya di atas panggung. Peserta memulai dari berjalan sebagai Abang atau None, mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dengan bahasa Betawi, kemudian menunjukkan bakatnya kepada para juri serta penonton. Masing-masing peserta bisa tampil 5-10 menit.
Ada yang menunjukkan bakat tari, menyanyi, akting, mengaji atau hafalan surat, dan silat. "Kalau peserta laki-laki Betawi, harus bisa ngaji. Kalau nggak, nggak bisa ikut," kata Cici A. Ilyas, pengurus seksi pendaftaran lomba.
Lomba ini memang diadakan bertujuan untuk unjuk bakat sekaligus melestarikan budaya Betawi sejak dini. Ada tiga kategori lomba yakni: kategori A (4-7 tahun), kategori B (8-11 tahun) dan kategori C (12-15 tahun).
Juri lomba terdiri dari budayawan Betawi Yahya Andisaputra, lalu praktisi seni Taufik Abdullah, dan Intan Latifa, mantan None Jakarta. Masing-masing kategori lomba memperebutkan enam pemenang, dari Juara I hingga Juara Harapan II dan Juara Favorit.
AUZI AMAZIA | WD