TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II, pengelola Bandara Soekarno-Hatta, membantah kabar bahwa pihaknya memberikan Notam (Notice to Airmen) terkait dengan aktivitas layang-layang di sekitar bandara pada Ahad, 31 Juli, kemarin. "Kalaupun ada Notam, berlaku untuk semua maskapai penerbangan, bukan satu maskapai saja," kata Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Haryadi, Senin, 1 Agustus 2016.
Agus menjelaskan, Notam adalah pemberitahuan yang disebarluaskan melalui peralatan telekomunikasi yang berisi informasi mengenai penetapan, kondisi, atau perubahan di setiap fasilitas aeronautika, pelayanan, prosedur, atau kondisi berbahaya, berjangka waktu pendek dan bersifat penting untuk diketahui. Meski diakui Agus, aktivitas permainan layang-layang masih marak di sekitar bandara, tapi Notam soal layang-layang tidak ada dalam satu pekan terakhir ini.
Notam layang-layang dituding sebagai salah satu penyebab delay panjang lima penerbangan Lion Air, yang terjadi sejak Ahad, 31 Juli, sampai Senin, 1 Agustus 2016. Lima penerbangan Lion Air yang delay panjang adalah JT 650 tujuan Cengkareng-Lombok; JT 630 tujuan Cengkareng-Bengkulu; JT 590 tujuan Cengkareng-Surabaya, JT 582 tujuan Cengkareng-Surabaya, dan JT 526 tujuan Cengkareng-Banjarmasin.
Menurut juru bicara Lion Air, Andi Saladin, selain karena masalah operasional dalam lingkup internal Lion Air, penyebab delay panjang adalah adanya Notam layang-layang dari bandara Cengkareng dan banyak bandara tujuan yang waktu operasionalnya terbatas.
Juru bicara PT Angkasa Pura II, Haerul Anwar, memastikan delay panjang lima penerbangan Lion Air dipicu masalah operasional maskapai tersebut. "Berdasarkan laporan petugas Officer in Charge Terminal I, delay panjang diawali masalah pergantian kru Lion Air," ucapnya.
JONIANSYAH HARDJONO