TEMPO.CO, Jakarta - Belasan ton mi berformalin setiap hari dijual di beberapa pasar di Jakarta dan Bogor. Di Jakarta, mi dijual di sejumlah pasar di Jakarta Timur, antara lain Pasar Bulak Klender dan Pasar Gapok.
"Pelaku produsen mi berformalin tidak hanya satu orang," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta Irwandi, Jumat, 5 Agustus 2016.
Dinas Koperasi menangkap Gunawan, warga yang membuat mi berformalin, di rumahnya di RT 03 RW 03 Kandang Monyet, Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Bekasi. Di tempat itu, Gunawan membuat minimal 3 ton mi berformalin setiap hari.
Gunawan menjualnya secara eceran ke beberapa pasar di Jakarta Timur. "Dia mengecer barang dagangannya 10-20 kilogram per lokasi," ujar Irwandi. Bahan makanan yang diformalin seperti mi dan tahu. Rata-rata semua produsen di Bekasi merendam makanan itu dengan zat formalin.
Gunawan mengaku telah menjual mi formalin dalam sepuluh bulan terakhir. Usaha itu dilakoni Gunawan setelah membeli dari orang lain. Dari tangan dia, Irwandi menyita satu mobil pikap dan mi formalin seberat 1,5 ton.
Dalam waktu dekat, pemerintah DKI Jakarta serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bekasi bakal menggelar razia bersama. Mereka akan menangkap dan menutup semua usaha yang menggunakan bahan berbahaya. "Kami sedang rencanakan dengan pemerintah Bekasi," tutur Irwandi.
Kasus mi formalin ini ditemukan Irwandi akhir pekan lalu di Pasar Klender, Jakarta Timur. Menurut dia, ada kemungkinan pelaku menjual di sejumlah pasar lain di Jakarta. Pelaku mengirimkan mi itu menggunakan mobil pikap setiap hari.
Mi tersebut terbukti memiliki kandungan formalin dengan kadar 1.300. Jumlah ini lebih banyak dibanding dengan kadar formalin rata-rata yang hanya 700. Dia menduga mi tidak hanya disiram formalin, tapi direndam dengan cairan berbahaya itu.
Dia mengatakan mi berformalin itu terlihat lebih mengkilat dibanding mi pada umumnya. Kata dia, jika tidak menggunakan formalin, mie hanya bertahan sehari.
Pemerintah Kota Bekasi menelusuri tudingan Pemerintah Kabupaten Bogor yang menyebut bahwa mi kuning berformalin berasal dari pabrik di wilayahnya. "Kami akan sisir kawasan Bantargebang," tutur Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, Aceng Solahudin, Jumat, 5 Agustus.
Menurut Aceng, Bantargebang merupakan kawasan industri yang ada di Kota Bekasi. Di wilayah itu hingga perbatasan Cileungsi, Kabupaten Bogor, terdapat banyak perusahaan makanan dan manufaktur. Namun ia tak dapat merinci satu per satu perusahaan yang berdiri di sana. "Kami akan koordinasi dengan penemu mi itu," ucap Aceng.
Pemerintah Kabupaten Bogor telah menyisir Kecamatan Cileungsi dan tak menemukan pabrik pembuat mi berformalin. Bupati Nurhayati menuding mi itu berasal dari Kota Bekasi yang berbatasan dengan Cileungsi.
AVIT HIDAYAT | ADI WARSONO