Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Curhat Ahok Soal Partai Pendukungnya  

image-gnews
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, berpidato saat Halal Bihalal di Markas Teman Ahok, Pejaten, Jakarta, 27 Juli 2016. Ahok mengaku hal tersebut sudah ia lihat setelah melihat dukungan dari tiga partai politik yang datang, yakni Partai NasDem, Hanura, dan Golkar. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, berpidato saat Halal Bihalal di Markas Teman Ahok, Pejaten, Jakarta, 27 Juli 2016. Ahok mengaku hal tersebut sudah ia lihat setelah melihat dukungan dari tiga partai politik yang datang, yakni Partai NasDem, Hanura, dan Golkar. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meluapkan curahan hati panjang lebar soal partai-partai yang telah menyatakan mendukungnya dalam pilkada 2017. Curahan hati Ahok itu berisi kemungkinan yang akan terjadi bila ada partai pendukung yang membelot, lalu membatalkan dukungan.

"Kalau mereka mengingkari kepercayaan yang kami beri, ya sudah, berarti kami sial saja ditipu partai," kata Ahok di Balai Kota DKI, Rabu, 10 Agustus 2016. Partai-partai pendukung Ahok adalah  NasDem, Hanura, dan Golkar.

Bahkan calon gubernur inkumben itu pasrah bila ada partai pendukungnya yang membelot. "Iya, (saya) enggak ikut (pilkada), dong. Bagaimana mau ikut?" ucapnya. 

Ahok menerangkan, jika ada satu partai saja yang membatalkan dukungan, ia sudah tak bisa lagi dia mencalonkan diri. Koalisi partai yang tersisa tak bisa memenuhi ambang batas dukungan untuk maju pilkada. Di sisi lain, ia tak mungkin lagi maju lewat jalur perseorangan, dengan relawan yang semula menyokongnya, yakni komunitas Teman Ahok. Sebab, pendaftaran untuk calon independen sudah ditutup. "Teman Ahok sudah lewat. Andalan kami kan (awalnya) memang independen."

Baca Juga: Jika Ada Partai Membelot, Ahok Pasrah Tak Ikut Pilkada DKI 

Setelah pendaftaran calon perseorangan di KPUD DKI Jakarta ditutup pada 8 Agustus lalu, ada selentingan kabar Partai Golkar akan meninggalkan koalisi partai pengusung Ahok. Golkar dikabarkan sempat ragu setelah tujuh partai yang dipimpin PDIP berkoalisi untuk menggempur mantan bupati Belitung itu kembali menjadi orang nomor satu di DKI. Desas-desus itu bisa jadi membuat Ahok ketar-ketir.

Sebelumnya, Ahok menyatakan ingin maju lewat jalur independen dengan dukungan utama dari Teman Ahok. Bahkan syarat dukungan 1 juta KTP diklaim sudah di tangan. Namun Ahok banting setir dengan menyatakan akan maju via jalur partai setelah tiga partai tadi mengumumkan dukungannya terhadap Ahok. Total kursi tiga partai pendukung Ahok itu di DPRD DKI Jakarta jumlahnya 25, dari syarat minimal 22 kursi, untuk mengusung pasangan calon.

Bersamaan dengan penutupan pendaftaran calon perseorangan, tujuh partai politik bergabung membentuk Koalisi Kekeluargaan untuk menyatakan tak mendukung Ahok. Tujuh partai itu adalah PDIP, Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat. Bahkan diduga kuat mereka akan mengajukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai calon gubernur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Simak Pula: Diusung Tiga Partai di Pilgub, Ahok Ogah Jadi Petugas Partai

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menepis isu partai berlambang beringin itu hengkang dari koalisi pendukung Ahok. Idrus menegaskan Golkar tetap akan mengusung Ahok dalam Pilkada DKI.

Menurut Idrus, dukungan untuk Ahok merupakan hasil pengkajian yang panjang dari partainya. "Kami sudah dukung, kami sudah tandatangani, semua sudah sesuai dengan pertimbangan," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 10 Agustus 2016.

Idrus pun menambahkan, partainya akan konsisten mendukung Ahok. Bahkan ia memastikan Golkar  tidak akan membelot kepada calon yang lain dalam pilkada DKI 2017. "Golkar akan konsisten mendukung," ucapnya.

Baca: Jika Partai Batal Dukung, Ahok: Berarti Saya Sial Ditipu 

Selain itu, Idrus yakin, dua partai lainnya yang mendukung Ahok, yakni Hanura dan NasDem, juga tidak akan menarik dukungannya. "Saya punya keyakinan konsisten dan sudah dilakukan kajian bersama." 

ABDUL AZIS|ANGELINA ANJAR SAWITRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

5 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

21 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

21 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

36 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

39 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

40 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?


69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

40 hari lalu

Wakil Gubernur Deddy Mizwar memeriksa barisan saat upacara Resimen Mahasiswa Mahawarman di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2017. TEMPO/Prima Mulia
69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

41 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

44 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tertawa bersama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) usai hadiri acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.


Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Petugas mengamati mesin pengolah sampah di TPS3R Ciracas setelah diresmikan Pj Gubernur Heru Budi Hartono di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 26 Januari 2024. Pada 2023, Pemprov DKI Jakarta telah membangun tujuh titik TPS3R dengan fasilitas mesin pengolah sampah yang diharapkan dapat menurunkan jumlah volume sampah di TPA Bantar Gebang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.