TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui kondisi trotoar di Surabaya jauh lebih baik dibanding di Jakarta. Karena itu, Ahok—panggilan akrab Basuki—akan belajar menata trotoar kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Namun Ahok menolak dibandingkan dengan Risma mengenai cara menata trotoar dan masalah kota lainnya. Menurut dia, pembandingan hendaknya dilakukan terhadap obyek yang setara, yakni Surabaya dibandingkan dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan saja, bukan Provinsi DKI Jakarta.
"Misalnya, Jakarta bagaimana ini, Jakarta beda banget sama Surabaya, Surabaya trotoarnya sudah rapi, Jakarta kok belum? Nah, itu yang sehat (pembandingan di antara kandidat pilgub). Kita akan jelaskan kepada masyarakat, Surabaya itu cuma Jakarta Selatan gitu, lho," ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Kamis, 11 Agustus 2016.
Menurut dia, menangani Jakarta berarti menangani keseluruhan wilayahnya. Bukan sebatas Jakarta Selatan, yang dianggap Ahok setara dengan Surabaya. "Ini bukan cuma Jakarta Selatan lho, ini Utara, Timur, Pusat, Barat. Itu beda. Jadi komparasinya mesti bandingin," kata Ahok. Dia mengklaim pusat kota di Jakarta sudah apik. Untuk membenahi wilayah lain, dia membutuhkan waktu.
Ahok menyebutkan perjalanan Risma dalam membenahi Kota Surabaya tidak memakan waktu singkat sehingga tidak bisa dibandingkan dengan kinerjanya yang baru beberapa tahun memimpin DKI Jakarta. Setidaknya sudah sepuluh tahun Risma turut terlibat dalam pembenahan di Surabaya.
Ahok menuturkan, sebelum menjadi Wali Kota Surabaya, Risma pernah menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Lalu ia menjabat Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya hingga 2010. Karier Risma dimulai saat ia menjadi pegawai negeri sipil Kota Surabaya pada 1990-an.
"Makanya, saya katakan, di Jakarta, ada 2.700 kilometer trotoar yang harus total kami bangun. Kasih saya waktu. Saya beresin. Sekarang beberapa prototipe sudah kami punya," tuturnya.
Meski begitu, Ahok menolak jika disebutkan bahwa pembenahan trotoar di Jakarta butuh dua periode kepemimpinannya. Ia berkeyakinan, hingga habis masa jabatannya pada Oktober 2017, sudah ada perkembangan dari rencana pembenahan di Jakarta.
"Saya enggak usah periode. Tahun ini juga kelihatan sampai Oktober. Minimal prototipe jalan utama kamu sudah lihat berbeda. Supaya kamu mengerti, sebenarnya ada modelnya," ucap Ahok.
Ahok menuturkan akan terus berupaya membereskan trotoar di Jakarta, yang total panjangnya mencapai 2.700 kilometer. Angka itu, kata Ahok, setara dengan dua kali jarak jalan Jakarta-Surabaya. "Jarak Jakarta-Surabaya kira-kira 1.300 kilometer, kan? Memang ada masalah (dengan) trotoar kita. Tinggal kita bereskan," kata Ahok.
LARISSA HUDA