TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno turut membahas seputar politik bersama pesaingnya dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sandiaga menjumpai Gubernur Jakarta itu di Balai Kota DKI, Jumat, 12 Agustus 2016.
Sandiaga, yang diusung sebagai calon gubernur dari Partai Gerindra, mengatakan Ahok terusik dengan isu-isu suku, ras dan agama (SARA), serta primordialisme. "Sepertinya Pak Gubernur dendam kesumat pada oknum di Partai Gerindra. Dia enggak sebutin namanya siapa, tapi oknum-oknum tersebut terus mengobarkan isu-isu SARA," ujarnya.
Sandiaga menuturkan Ahok terus memantau secara detail isu-isu yang dikemukakan pihak-pihak Partai Gerindra. Menurut dia, Ahok menyampaikan istilah bersedia mati untuk melawan isu-isu tersebut. Bahkan Ahok juga mengangkat isu tersebut dengan kasus pada 1998.
Baca:
Politikus Gerindra Sebut Watak Ahok Suka Meloncat Sana-Sini
Fadli Zon: Gerindra Tak Akan Dukung Ahok
Buat Sandi, isu SARA sudah tidak lagi menjadi isu sentral dalam Pilkada DKI 2017. Apalagi sebagian besar masyarakat juga pasti lupa dengan kejadian tersebut. Karena itu, dia meminta Ahok lebih mengedepankan isu ekonomi dalam Pilkada DKI 2017. "Saya bilang, ‘Pak, ini kita mau demokrasi sejuk saja, Pak. Kita kedepankan ide solusi dan gagasan’," tuturnya. "Tapi Pak Gubernur sepertinya sangat terganggu dengan isu SARA."
Sebelum membahas politik bersama Ahok, Sandiaga mengaku ingin menyampaikan laporan dari Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia kepada Sekretaris Daerah DKI Saefullah. Sekitar 30 menit bertemu, Saefullah menganjurkannya untuk menemui Ahok dan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Namun, karena Djarot tidak ada di ruangannya, dia pun menemui Ahok.
FRISKI RIANA