Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Elektabilitas Ahok Turun 5 Persen, Menurut Survei  

Editor

Sugiharto

Masyarakat mendengarkan kata sambutan yang disampaikan oleh Gubernur Ahok pada peresmian Taman Pandang Istana di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, 30 Juli 2016. Taman juga sebagai sarana warga menyampaikan aspirasinya. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Masyarakat mendengarkan kata sambutan yang disampaikan oleh Gubernur Ahok pada peresmian Taman Pandang Istana di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, 30 Juli 2016. Taman juga sebagai sarana warga menyampaikan aspirasinya. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.COJakarta - Hasil survei terbaru Manilka menunjukkan gejala menarik soal pandangan publik terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Survei yang dilakukan pada 6-11 Agustus 2016 menghasilkan temuan tingkat elektabilitas Ahok menurun menjadi 43,6 persen, padahal pada survei Juni lalu 49,3 persen. Tingkat kesukaan masyarakat kepada Ahok pun berkurang, dari semula 62,5 persen menjadi 56,1 persen.

Di sisi lain, popularitas Ahok masih berada di puncak dibandingkan tokoh-tokoh lain, yakni 98,9 persen. “Mayoritas responden mengaku kenal dengan Ahok,” kata Direktur Lembaga Penelitian dan Konsultan Manilka Herzaky Mahendra Putra hari ini, Ahad, 21 Agustus 2016.

Herzaki menjelaskan, survei tersebut dilakukan terhadap 440 responden yang dipilih secara acak di enam wilayah, yaitu Jakarta Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat, dan Kepulauan Seribu. Survei ini memiliki margin error 4,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei Manilka mendapat kritik dari peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, yang dikenal kritis terhadap kinerja Ahok selama menjabat Gubernur DKI sejak Oktober 2014, setelah Joko Widodo terpilih menjadi Presiden RI. Menurut Siti, tingkat margin error 4,7 persen sangat berisiko. Siti menilai paling tidak hasil survei bisa dipercaya dengan margin error di bawah 3 persen.

Dia juga memberikan catatan. Siti menilai, apabila survei tersebut dari tim sukses salah satu kelompok, jangan diumumkan ke publik. Sebab, survei bisa menggiring opini publik. Ia mengimbau agar survei yang dihasilkan digunakan secara akademis dan dapat dipertanggungjawabkan. “Harus mencerahkan masyarakat,” ujarnya.

BacaSurvei Pilgub DKI: Popularitas Ahok Jauh Ungguli Calon Lain

Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Juli 2016 memperlihatkan keunggulan Ahok atas para pesaingnya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.

Peneliti Bidang Negara, Kesejahteraan, dan Pembangunan Sosial SMRC, Sirojudin Abbas, mengatakan tujuan survei adalah melihat siapa saja nama-nama tokoh yang berpengaruh dan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan publik. “Sekaligus sebagai masukan kepada publik Jakarta tentang kemungkinannya," tutur Sirojudin di Jalan Cisadane, Jakarta, Kamis, 21 Juli 2016.

Survei ini dilakukan terhadap 820 responden, yakni warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih serta berumur 16 tahun atau sudah menikah saat survei. Mereka dipilih secara acak. Tingkat toleransi kesalahan survei 3,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden yang diwawancarai langsung menjawab pertanyaan terbuka tanpa menyodorkan nama: seandainya pemilihan Gubernur DKI Jakarta dilakukan hari ini, siapa yang akan dipilih? Secara spontan, 36,6 persen responden memilih Ahok. Sedangkan Yusril Ihza Mahendra 2,8 persen, Sandiaga Uno 2,1 persen, dan Adhyaksa Dault 0,7 persen.

Hasil berbeda muncul ketika responden disodorkan nama untuk dipilih. Ahok memperoleh 53,4 persen, Yusril 10,4, Tri Rismaharini 5,7 persen, Sandiaga Uno 5,1 persen, Yusuf Mansur 4,6 persen, dan tidak tahu atau rahasia sebesar 9,4 persen serta calon lainnya di bawah 3 persen.

DANANG FIRMANTO

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Anies Baswedan menghadiri acara Rapat Kerja Nasional Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa, 14 Februari 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira
Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.


Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Mantan wagub DKI Sandiaga Uno mengucapkan selamat ulang tahun untuk Gubernur DKI Anies Baswedan di akun twitternya. Twitter.com
Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.


Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Tampilan yang disebut sebagai Surat utang Anies Baswedan ke Sandiaga Uno. Istimewa
Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.


Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno saat tiba di Sekber Gerindra-PKB di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 23 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.


Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon di DPR/MPR RI, Jakarta Selatan, Kamis, 22 September 2022 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.


Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menerima gelar tokoh persatuan dan pembangunan dari PPP di DPW PPP, Duren Sawit, Jakarta Timur, Ahad, 30 Januari 2022. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.


MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik usai memimpin rapimgab membahas pemilihan wagub DKI di lantai 10 Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2020. TEMPO/Lani Diana
MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.


Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

20 Mei 2021

Layar televisi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur menunujukkan Rizieq Shihab sedang membacakan nota pembelaan atas perkara kerumunan, Kamis, 20 Mei 2021. TEMPO/M Yusuf Manurung
Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.


Maraknya Kasus UU ITE Disebut Imbas Polarisasi Pilpres 2014 dan Pilgub DKI 2017

20 Februari 2021

Anggota DPR RI saat mengikuti Rapat Paripurna ke-12 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 21 Januari 2021.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Maraknya Kasus UU ITE Disebut Imbas Polarisasi Pilpres 2014 dan Pilgub DKI 2017

Menurut Henry, pemerintah disalahkan atas konflik antarmasyarakat itu. Padahal menurutnya, konflik dengan UU ITE paling banyak antarmasyarakat.


Anies Baca How Democracies Die, Politikus Nasdem Jadi Ingat Kejadian Pilkada DKI

23 November 2020

Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada berlangsung sangat panas. Namun kemenangannya diwarnai berbagai isu seperti agama, ras, antargolongan, dan politik uang. Beberapa lembaga survey menyebut elektabilitas Anies bisa diperhitungkan dalam kontes Pilpres 2019. Namun Anies beberapa kali mengatakan akan konsentrasi mengurus Ibu Kota. TEMPO Magang/Wildan AR
Anies Baca How Democracies Die, Politikus Nasdem Jadi Ingat Kejadian Pilkada DKI

Politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mengingat kembali bagaimana kursi Gubernur DKI Jakarta dimenangkan Anies Baswedan setelah menyimak buku berjudul How Democracies Die.