TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F. Kurniawan mengatakan penyelesaian kasus Akseyna kembali menjadi perhatian pihaknya. Pasalnya, hingga saat ini kasus tewasnya Akseyna masih menjadi misteri.
Akseyna Ahad Dori, 18 tahun, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI pada Kamis, 26 Maret 2015. Dia ditemukan dengan menggendong tas yang berisi 14 kilogram batu yang membuatnya tenggelam.
Kasus ini tak kunjung tuntas. Awalnya polisi malah menyebutkan Akseyna tewas tenggelam. "Sebulan sejak saya menjabat, saya sendiri pimpin gelar untuk ungkap pembunuhan Akseyna," kata Hendy kepada wartawan, Selasa, 23 Agustus 2016.
Hendy menuturkan pihaknya masih terus mendalami kasus ini. Ia mendalami dari awal dengan berbagai analisis. "Salah satunya, ia menduga Danau Kenanga yang menjadi lokasi penemuan mayat Akseyna hanyalah tempat pembuangan mayat Akseyna," tuturnya.
Dugaan tersebut, kata Hendy, didapat dari analisis di lapangan dan hasil sidik yang dilakukan secara intens. "Saya intens langsung ke perkara ini. Bayangkan kalau saya jadi orang tua Akseyna, mau mengadu dan mengharap ke mana lagi?" ujarnya.
Ayah Akseyna, Mardoto, juga pernah menuliskan analisis tentang tempat kejadian perkara pembunuhan Akseyna lewat Twitter. Ia menduga lokasi eksekusi pembunuhan berada di dalam kampus, jika melihat lokasi penemuan jenazah. Tak hanya itu, dia pun masih yakin bahwa pembunuh anaknya adalah orang yang mengenal Ace, panggilan Akseyna.
INGE KLARA SAFITRI