TEMPO.CO, Tangerang - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta mengoperasikan 14 mesin pemindai suhu tubuh (thermoscanner) untuk mengantisipasi penyebaran virus zika. Thermoscanner yang dipasang di Terminal 2 kedatangan internasional itu untuk mendeteksi suhu panas tubuh penumpang pesawat dari negara tertular wabah penyakit yang dibawa oleh nyamuk tersebut.
"Terutama penumpang dari negara Singapura," ujar Kepala KKP Bandara Soekarno-Hatta Dr Susanto, Kamis, 1 September 2016.
Susanto mengatakan mesin pendeteksi suhu tubuh yang dioperasikan terdiri atas empat unit berukuran besar dan sepuluh unit mesin berukuran kecil. Cara kerja mesin ini, kata dia, mendeteksi suhu tubuh penumpang yang baru datang dari luar negeri secara otomatis. "Suhu tubuh penumpang di atas 38 derajat dan demam," katanya.
Jika ada penumpang yang terdeteksi dengan suhu tubuh tinggi, alarm pada layar monitor akan menyala merah. "Selanjutnya penumpang kami bawa ke ruang perawatan untuk pemeriksaan lebih lanjut," tuturnya. Fokus pemeriksaan, kata Susanto, adalah penumpang pesawat tujuan negara terjangkit zika, seperti Singapura.
Sampai saat ini, memang belum ditemukan penumpang pesawat yang terindikasi virus zika. Untuk mengantisipasi adanya penumpang yang demam setelah melewati Bandara karena masa inkubasi penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk itu, KKP Bandara Soekarno-Hatta melakukan pendataan penumpang dan memberikan mereka kartu tanda sehat. "Jadi, kalau terjadi demam dan dicurigai kena zika setelah beberapa hari kemudian, data dan alamatnya sudah ada," ucap Susanto.
Selain itu, KKP Bandara Soekarno-Hatta melakukan penekanan indeks nyamuk di kawasan Bandara hingga ke titik nol. "Caranya, melakukan pemeriksaan jentik secara berkala dan melakukan fogging," kata Susanto.
JONIANSYAH HARDJONO