TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta mengurangi subsidi atau public service obligation (PSO) untuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sekitar Rp 400 miliar. Dengan pengurangan ini angka subsidi menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,6 triliun.
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono memastikan, berkurangnya PSO ini tidak akan berimbas pada kenaikan tarif Transjakarta. "Saya jamin tidak ada kenaikan tarif atau pengurangan pelayanan," kata Budi kepada Tempo, kemarin.
Budi juga memastikan pelayanan akan tetap sama, bahkan akan lebih baik. "Karena PSO sifatnya untuk pelayanan dan pengadaan transportasi Transjakarta," ujarnya. Saat ini, Transjakarta sedang memperbaiki pelayanan dan menaikkan jumlah penumpang.
Tercatat ada kenaikan jumlah penumpang per harinya dari sebelumnya 270 ribu menjadi 374 ribu penumpang. "Tarif itu kan ditentukan peraturan daerah, jadi jangan naik dulu sampai pelayanannya maksimal."
Pengurangan PSO ini justru membuat Transjakarta melakukan efisiensi dan tata ulang operasional pelayanan. "Jadi, pada jam tidak produktif atau sepi, armada kami kurangi untuk dilakukan servis," kata dia. Agar saat waktu padat penumpang, armada dapat beroperasi secara maksimal.
Selain itu, Transjakarta akan menerima pemasangan iklan untuk menambah pendapatan. "Sedang kami kaji desainnya seperti apa," ujar Budi, yang berharap pendapatan dari iklan bisa mencapai Rp 2 triliun lebih.
AFRILIA SURYANIS | FRISKI RIANA | LINDA HAIRANI