TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Jakarta dari dua kelompok organisasi menggelar aksi menolak pencalonan Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk kedua kalinya. Massa dari Hizbut Tahrir serta Barisan RT dan RW Se-Jakarta itu menggelar aksinya di lokasi car-free day Jakarta pada Minggu, 4 September 2016.
Koordinator Barisan RT dan RW Se-Jakarta Munajat menjelaskan alasan kelompoknya menolak Ahok sebagai calon kepala daerah inkumben pada pilkada 2017. Menurut dia, Ahok membuat kebijakan yang bertentangan dengan kepercayaannya. "Kami tidak diperbolehkan motong hewan kurban di masjid," katanya.
Padahal, menurut dia, agenda memotong hewan di masjid saat Idul Adha adalah kebudayaan dan syariat yang pihaknya percayai. Seharusnya Ahok tak perlu melarang. Dia pun geram dengan kebijakan tersebut.
Ahok juga dianggap tak berhasil memimpin Jakarta selama ini. Menurut dia, warga masih kerap kesulitan membuat KTP elektronik. Mereka mengajak masyarakat Jakarta tidak memilih Ahok dalam pilkada 2017.
Massa berkeliling di sepanjang Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka membentangkan berbagai poster menolak Ahok. Slogan-slogan keras ditulis untuk menunjukkan ketidakpercayaan mereka terhadap Ahok. Apalagi Gubernur Ahok tak seiman dengan mereka.
Tahun lalu, Ahok sempat melontarkan pernyataan larangan memotong hewan kurban di masjid atau di sembarang tempat. Dia mempertimbangkan alasan kesehatan dan lingkungan.
Menurut Ahok, darah hewan yang bercucuran ke tanah dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain itu, pemotongan hewan di jalanan tak menjamin satwa itu sehat dan siap dipotong. Karena itu, ia menyarankan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pemotongan hewan kurban di tempat khusus.
AVIT HIDAYAT