TEMPO.CO, Jakarta - Camat Pasar Minggu Eko Kardiyanto mengatakan semua korban dalam peristiwa robohnya jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 24 September 2016, ditangani Suku Dinas Sosial serta Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan. Tiga orang tewas delapan lain luka-luka dalam kecelakaan ini.
"Ada tiga korban meninggal. Pertama, atas nama Lilis Pancawati, dimakamkan di TPU Cilodong, Depok. Sedangkan dua korban lain atas nama Sri Hartati dan Aisyah Zahra Ramadhan," kata Eko saat dikonfirmasi Tempo, Ahad, 25 September 2016.
Rencananya, jenazah Aisyah dan Sri akan dibawa ke Depok dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah sebelum zuhur. Sri merupakan nenek Aisyah. Seusai kejadian, Sri dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu, sedangkan Aisyah dibawa ke Rumah Sakit Siaga.
Baca Juga:
Ini Penyebab Robohnya JPO di Pasar Minggu
Ini Strategi Agus-Sylviana Memenangi Pilkada DKI
Sindir Haji Lulung, Ahok Sebut Dirinya Bukan Psikopat
Selain tiga korban tewas, ujar Eko, ada delapan korban lain yang mengalami luka-luka. Tujuh orang masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, RSUD Pasar Minggu, dan RS Fatmawati. Sedangkan satu lain menjalani rawat jalan.
JPO di Pasar Minggu ambruk setelah diterpa hujan lebat sekitar pukul 15.20 WIB. Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andriyansyah mengatakan penyebabnya adalah pemasangan papan reklame di JPO yang tidak sesuai dengan aturan.
"Ketinggian reklame yang kurang-lebih 3 meter hampir menutupi seluruh ruang sisi railing JPO," tutur Andriyansyah saat dihubungi, Ahad, 25 September 2016. Padahal, ucap dia, sewajarnya letak papan reklame berada 30 sentimeter dari gelagar (bentangan baja) ke bawah dengan ketinggian maksimal 1 meter.
EGI ADYATAMA