TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meresmikan Pasar Nangka Bungur, salah satu pasar yang dikelola PD Pasar Jaya, Kamis, 29 September 2016. Pasar yang terletak di Jalan Kalibaru Timur, Kelurahan Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, itu pernah dibongkar dan saat ini telah selesai direvitalisasi.
Setelah meresmikan pasar, Ahok meninjau kios di dalam pasar. Para pedagang antusias menyapa dan meminta berfoto dengan Ahok. Namun tak jarang ada pedagang yang melontarkan keluhan karena sepi pengunjung setelah pasar direnovasi.
Seorang pedagang bahkan berani memprotes Ahok karena tokonya sepi. Dia berteriak meminta Ahok bertanggung jawab atas kondisi pasar yang sepi pembeli. Ibu itu mengeluh belum ada dagangannya yang laku terjual sejak pagi.
"Ini dari pagi jualan saya belum laku, Pak. Sepi banget dari pagi. Tanggung jawab, Pak," kata perempuan itu sambil memukul etalase miliknya.
Ahok hanya membalas keluhan pedagang itu dengan tawa. Wanita itu tidak benar-benar marah, ia hanya berguyon seraya memaksa Ahok membeli dagangannya. Ahok pun menghampiri dia dan menanyakan asal wanita itu. "Saya dari Medan, Pak," kata wanita itu.
Ahok pun menarik ajudannya untuk memilih dagangan di kios itu. Ahok meminta ajudannya mengambil beberapa potong pakaian dalam, seperti singlet. Lalu Ahok menyerahkan beberapa lembar uang senilai Rp 100 ribu. "Pilih nih," kata Ahok kepada ajudannya.
Seusai renovasi, Pasar Nangka Bungur digunakan untuk menampung relokasi pedagang kaki lima (PKL) sebanyak 50 orang. Kepada pedagang itu, Ahok menjamin mereka hanya diwajibkan membayar biaya pengelolaan pasar (BPP), seperti retribusi keamanan, kebersihan, listrik, dan operasional, melalui cash management system (CMS).
Namun para pedagang itu hanya diberi pinjam-pakai tempat usaha dan tidak bisa dipindahtangankan. Jika dilanggar, bekas PKL itu akan diminta keluar.
Pasar Nangka Bungur berdiri di atas lahan seluas 1.523 meter persegi dengan luas bangunan 1.436 meter persegi. Adapun jumlah tempat usaha tercatat sebanyak 163 unit, yang terdiri atas 127 kios dan 36 los.
Direktur PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan Pasar Nangka Bungur dibangun tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta. Pasar itu dibangun dengan kontribusi dari PT Wijaya Karya (Wika). "Ini sumbangan kelima dari Wika," tuturnya. Renovasi pasar ini menghabiskan dana Rp 7,8 miliar.
LARISSA HUDA