TEMPO.CO, Jakarta - Aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya mencopot sejumlah baliho milik IM3 Indosat karena memuat gambar palu-arit. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan ada empat baliho yang dicopot polisi bersama pemerintah administrasi Jakarta Selatan.
"Anggota kami melapor ada iklan bergambar palu-arit, kami langsung mencopot dan berkoordinasi dengan Wali Kota Jakarta Selatan," kata Awi, Senin, 3 Oktober 2016.
Menurut Awi, baliho tersebut tersebar di empat titik di Jakarta Selatan, salah satunya di Jalan Lenteng Agung. Proses pencopotan dilakukan aparat Komando Distrik Militer Jakarta Selatan, polisi, Polisi Pamong Praja, dan Kepala Suku Dinas Pajak Jakarta Selatan. Selain itu, polisi mencopot iklan IM3 di Jalan T.B. Simatupang dan perempatan Fatmawati ke arah Citos.
Dua tempat lainnya, yakni di Jalan Metro Pondok Indah, underpass PIM, pencopotannya dilakukan pihak pemerintah Jakarta Selatan, termasuk iklan di Jalan Rasuna Said atau depan SPBU. Polisi juga mengajak PT Kreasi Tiga Warna untuk membongkar baliho tersebut.
Baca: Asty Ananta Nekat Menikah, Ini yang Disesalkan Sang Ibu
Semua baliho yang dicopot milik IM3. Pihak Indosat memasang iklan bertuliskan ajakan menggunakan kuota Internet gratis untuk menonton serial The Americans di Iflix. "Baru stream on tanpa kuota, dengan freedom combo nonton The Americans di Iflix," tulis iklan itu.
Dalam iklan tersebut juga ada gambar dua orang Rusia yang digunakan sebagai tokoh utama The Americans. Serial televisi tersebut populer sejak 2013 karena menawarkan cerita intelijen. Ceritanya, ada dua mata-mata Rusia yang sedang memata-matai Amerika.
Simak: Basuki Nyindir: Google Aja Tahu Sungai Bersih karena Ahok
Kedua mata-mata itu memutuskan menikah dan menjadi warga Amerika Serikat. Mereka juga memiliki anak. Serial televisi tersebut meraih penghargaan Television Critics Association untuk Outstanding Achievement in Drama.
Sebelumnya, polisi menangkap empat warga Malaysia karena menjual buku Manifesto Komunis karya Marx dan Engels saat dipamerkan di JCC Senayan beberapa waktu lalu. Di tempat lain polisi juga menyita buku berbau komunis di Grobogan. Tindakan represif pemerintah ini dianggap sejumlah akademisi sebagai bentuk ketakutan pemerintah terhadap hantu komunisme.
AVIT HIDAYAT