TEMPO.CO, Jakarta - PT Summarecon Agung menggunakan teknologi hidrotermal untuk mengelola sampah dari perumahan dan kawasan bisnis Summarecon Serpong, Kabupaten Tangerang. Teknologi ini diklaim yang pertama diterapkan di Indonesia.
"Kami harus berpikir keras membebaskan hunian dari sampah, sistem pencacahan tidak memadai. Maka, setelah ketemu teknologi ini, kami optimistis menjadikan kawasan hunian hijau," kata Direktur Eksekutif Summarecon Serpong Magdalena Juliani saat meresmikan pengolahan biomassa di Kampung Carang Pulang, Desa Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, pada Rabu, 5 Oktober 2016.
Teknologi itu dikembangkan Bayu Indrawan, Direktur PT Shinko Teknik Indonesia, ketika sekolah pascasarjana di Jepang. PT Summarecon menginvestasikan dana Rp 25 miliar untuk menerapkan teknologi itu.
Bayu mengadopsi teknologi ini disesuaikan dengan karakteristik sampah Indonesia yang cenderung basah dan campur aduk. "Kami mengolah sampah dan menjadikannya bahan padat yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan berpotensi menjadi sumber energi listrik," ujar Bayu menjelaskan cara kerja unit pengolahan sampah di Kampung Carang Pulang.
Bayu mengatakan, dengan kapasitas sampah yang diangkut Summarecon sebanyak 25 ton per hari, bisa dikelola seluruhnya dengan zero limbah. Hasilnya, 30-40 persen dapat dipakai sebagai bahan bakar proses pengolahan sampah itu dan selebihnya, 70 persen, bisa dijual.
Saat ini Summarecon masih menggunakannya untuk kepentingan sendiri. "Teknologi ini ibarat makanan dipresto, tulangnya jadi lunak. Apa pun bentuk sampahnya, lebur jadi bubur dan dikeringkan menjadi bahan padat palet, isinya lebih dari batu bara, lho," tutur Bayu.
Saat dioperasikan, memang tidak tercium bau sampah sedikit pun. Justru aroma pengolahan biji kopi yang menyeruak. "Ini seperti aroma kopi robusta," kata Bupati Tangerang Ahmad Zaki Iskandar berkelakar.
Ahmad Zaki menyarankan Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah tidak usah jauh-jauh ke Cina atau Jepang untuk mencari teknologi sampah karena di Indonesia sudah ada. Tahun ini, Pemerintah Kota Tangerang menjadi salah satu daerah yang ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk mengolah sampah menjadi listrik.
Ahmad Zaki menjelaskan, pada Januari 2017, pihaknya akan meneken kontrak dengan PT Shinko Teknik untuk mengelola 1.800 ton sampah per hari di wilayahnya.
Gubernur Banten Rano Karno berharap penanganan sampah menjadi prioritas di Banten dan pengembang harus memiliki teknologi. "Ini menjadi prospek, kalau kota dan kabupaten tidak sanggup, provinsi yang ambil alih. Jadi mari berbisnis sampah," ucap Rano.
AYU CIPTA