TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya tingkat kepuasan atas kinerja kepemimpinan pemerintahan saat ini menjadi faktor utama elektabilitas calon inkumben untuk pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Basuki Tjahaja Purnama, sebesar 40,8 persen. Angka itu merosot dari 46,8 persen pada Agustus lalu.
Hasil itu diperoleh dari survei Populi Center. Lembaga itu merilis hasil siginya yang terbaru, 6 Oktober 2016. Sebelumnya, dua lembaga riset lain memaparkan anjloknya elektabilitas inkumben, awal Oktober ini. “Kami tidak ingin berbohong. Survei ini dilakukan dengan integritas,” kata Direktur Populi Center Usep S. Ahyar tentang perbedaan itu, 6 Oktober 2016.
Baca juga:
Survei: Ahok Disokong Segmen Mapan, Anies & Agus?
Survei Populi: Elektabilitas Ahok 45,5 Persen, Tidak Anjlok
Populi Center mengajukan pertanyaan terbuka kepada 600 responden. Mereka ditanya siapa yang paling layak dipilih sebagai gubernur berikutnya di Jakarta. Adapun elektabilitas untuk Ahok berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat sebesar 45,5 persen.
Menurut Usep, tingginya elektabilitas Basuki alias Ahok di antaranya lantaran kinerja yang juga dianggap masih memuaskan. Jumlah mereka yang memiliki penilaian itu mencapai 81,4 persen. Angka itu berkurang sekitar tiga persen dibanding pada Agustus lalu.
Adapun kepuasan tertinggi diberikan responden berturut-turut untuk program Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, dan kemudahan birokrasi pemerintahan. Menyusul di bawahnya adalah penanganan banjir, perizinan terpadu, dan Transjakarta.
Penilaian kinerja itu berpengaruh pada indikasi jumlah pemilih Ahok-Djarot yang “merajai” berdasarkan wilayah, usia, dan pendidikan. Bahkan mereka juga unggul dari dua pasangan calon lain di indikasi berdasarkan agama.
Selanjutnya: untuk pemilih beragama Islam...