TEMPO.CO, Depok - Seorang siswa kelas VI sekolah dasar harus menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami pembengkakan di kepala. Menurut dokter, pembengkakan itu terjadi karena siswa bernama Muhamad Syahrul, 12 tahun, itu kerap mendapat pukulan benda tumpul di kepala. "Anak saya mengaku ke dokter sering dipukuli di sekolah oleh temannya," kata Yuliawan, orang tua Syahrul, di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, Selasa, 18 Oktober 2016.
Yuliawan mengatakan, putranya itu tinggal bersama kakek dan neneknya di Serang, Banten. Dia bersekolah di SDN Kramat Watu 3 dan sekarang duduk di kelas VI. Pada Rabu lalu, Syahrul meninggalkan sekolah pada jam istirahat tanpa pamit kepada guru. Dia mengaku tidak tahan menjadi korban kenakalan temannya yang berinisial H. "H sering memukul kepala anak saya tanpa alasan yang jelas," katanya.
Setibanya di Depok, Syahrul mengatakan tidak mau lagi bersekolah di Serang. Namun dia tidak menjelaskan apa alasannya.
Sehari di Depok, Syahril mengeluh pusing. Bahkan belakangan bocah itu mengalami kejang-kejang. Yuliawan membawa anaknya ke dokter umum. Dokter menyarankan agar Syahrul dirawat di rumah sakit.
Dokter di rumah sakit mengatakan Syahrul terkena kejang otot karena luka di kepala. Kepada dokter, Syahrul mengaku sering dipukul oleh kedua temannya. "Mungkin karena takut. Jadi, bilangnya kepada dokter," ujar Yuliawan.
Keluarga meminta agar sekolah lebih memperhatikan pendidikan dan perlindungan anak. Apalagi anaknya menjadi korban kekerasan dari teman-temannya di dalam sekolah. Meski telah menjadi korban kenakalan teman-temannya, keluarga tidak akan menuntut sekolah. Keluarga juga akan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
Yang penting, kata Yuliawan, sekolah bisa lebih mengawasi pendidikan dan perkembangan karakter anak di dalam sekolah. Jangan sampai kejadian seperti ini kembali terjadi di dalam lingkungan sekolah. "Saya tidak bisa mengawasi langsung apa yang terjadi di dalam sekolah. Peran guru sangat penting untuk melihat perilaku anak," ujarnya.
IMAM HAMDI