TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek mencatat ada ratusan massa demonstran yang menaiki kereta listrik (KRL) untuk bertolak ke Masjid Istiqlal mengikuti aksi unjuk rasa mendesak agar calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum.
"Ratusan penumpang berasal dari berbagai stasiun. Mereka turun di Stasiun Gondangdia dan Juanda," kata Vice President Corporate Communication PT KCJ Eva Chairunisa melalui pesan tertulis, Jumat, 4 November 2016.
Eva menuturkan massa berangkat dari berbagai stasiun di kawasan Jabodetabek sejak pagi. Mulai dari Stasiun Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, Duri, Rawa Buntu, dan stasiun transit dari Tanah Abang serta Manggarai.
Menurutnya massa mulai memadati stasiun sejak pukul 08.00 WIB sampai siang. Massa dari berbagai daerah masih berbondong-bondong berusaha menuju pusat kota Jakarta. Mereka membuat titik kumpul di Gondangdia dan Juanda. "Untuk menjaga situasi agar tetap kondusif kami menambah petugas keamanan, kebersihan, dan pelayanan penumpang," ucap dia.
Eva juga mengimbau kepada para pengguna jasa KRL agar tetap menjaga ketertiban. Termasuk mematuhi semua aturan dan tata tertib KRL, serta tetap menjaga keamanan. "Tak ada perlakuan istimewa dalam melayani penumpang untuk hari ini, seluruhnya berjalan normal seperti biasa."
Baca Juga:
Dia meminta kepada massa pengunjuk rasa agar membeli tiket pulang. Hal ini untuk menghindari penumpukan di stasiun dan loket pembelian tiket.
Diperkirakan Stasiun Juanda dan Gondangdia akan kembali dipadati pengguna jasa pada sore hari nanti. Mengingat lokasi tersebut sangat berdekatan dengan lokasi unjuk rasa. "Untuk perjalanan KRL dan stasiun emberhentian seluruhnya beroperasi normal," ujar dia.
Jumat siang puluhan ribu massa merangsek ke kawasan Monumen Nasional untuk mengikuti unjuk rasa. Mereka menuntut agar Gubernur Nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditangkap karena dianggap menistakan agama. Demonstran berharap agar polisi segera menangkap Ahok.
AVIT HIDAYAT