TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mulyadi P. Tamsir tengah berada di kantor Kepolisian Daerah Metro Jaya."Saya menemani Sekretaris Jenderal PB HMI," katanya saat dihubungi Tempo, Selasa dinihari, 8 November 2016.
Mulyadi mengatakan polisi membawa Sekjen PB HMI Ami Jaya ke kantor Polda. Selain menangkap Ami, kata dia, polisi membawa R. Ranjes Reubun dari Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan HMI Jakarta Pusat Utara, serta seorang lagi bernama Rahmat. Mulyadi mengaku hanya mengenal tiga nama itu dari empat orang yang tengah diperiksa di Polda.
"Katanya, polisi lagi menyisir yang lain," ujar Mulyadi. Dia mendapat informasi dari temannya bahwa banyak polisi datang ke Sekretariat HMI Cabang Jakarta di Jalan Cilosari, Jakarta Pusat.
Mulyadi mengatakan sekitar 20 polisi mendatangi Sekretariat HMI Pusat di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, sekitar pukul 23.00, Senin, 7 November 2016. "Kami lagi ngobrol-ngobrol di sekretariat," ujarnya. "Kami tidak diberi penjelasan. (Polisi) hanya menunjukkan surat berita acara pemanggilan dan bilang nanti akan dijelaskan di kantor."
Menurut Mulyadi, awalnya dia bertanya alasan Ami Jaya ditangkap. Mulyadi mengaku memberi syarat kepada polisi saat mereka ingin membawa Ami. Pertama, Mulyadi meminta polisi menjamin tidak ada perlakuan yang tidak baik selama pemeriksaan. Kedua, dia meminta didampingi kuasa hukum. Dan ketiga, Mulyani ingin mengantar temannya itu ke Polda mengendarai mobil PB HMI.
Baca:
Kronologi Demo 4 November: Detik-detik Mulai Ricuh
Konsolidasi, NU Minta Pemerintah Tak Hanya Perhatikan Parpol
Ini Pejabat yang Menyarankan Presiden Tak Temui Demonstran
Menurut dia, polisi mengiyakan permintaannya. Tapi, sampai tiga jam berada di Polda, pengacara belum bisa masuk ke kantor Reserse Kriminal Umum karena belum memiliki surat kuasa. Mulyadi mengatakan kini dia dan belasan anggota HMI yang lain masih berada di Polda Metro. Namun mereka hanya bisa berada di luar.
Belakangan ini, berita tentang HMI kembali mencuat, yakni saat demo besar-besaran pada 4 November 2016. Demo yang dijuluki “Aksi Bela Islam II” itu diwarnai kericuhan. Ada pihak yang menuding biang kericuhan adalah kader HMI. Namun Mulyadi membantah hal itu.
REZKI ALVIONITASARI