TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono meninggal pada usia 72 tahun. Kepala Kepolisian Resor Tangerang Selatan, Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan, adalah salah satu mahasiswa Sarlito di Kajian Ilmu Kepolisian Pascasarjana Universitas Indonesia.
Ayi, yang ditemui di rumah duka Sarlito, mengatakan Sarlito adalah tokoh dengan keinginan kuat, rendah hati, baik, santai, tapi serius. "Yang saya ingat, beliau sangat mencintai musik," kata Ayi di rumah Sarlito, Perumahan Dosen UI, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa, 15 November 2016.
Berdasarkan ingatannya, Ayi bercerita Sarlito belajar alat musik saksofon pada usia 60 tahun. "Ini bisa jadi teadan, tidak ada kata terlambat. Kalau mau melakukan sesuatu, lakukanlah," ujar dia.
Staf program di Kajian Ilmu Kepolisian Program Pascasarjana, Muhammad Banyu Barlianto, bahkan menyebut Sarlito sebagai profesor gaul. Setiap bertemu dengan koleganya, kata Banyu, yang tebersit dalam pikiran Sarlito adalah kerja. "Orang kerja betul ini, profesor gaul. The Legend."
Banyu, yang telah bekerja untuk Sarlito sejak 1996, juga mengatakan Sarlito adalah sosok yang rendah hati. Sarlito pernah datang ke acara khitanan anaknya. "Ia mau datang. Orang yang biasanya datang ke acara kedutaan, dia mau datang ke kampung," kata Banyu.
Perhatian Sarlito tampaknya benar-benar berkesan bagi para mahasiswanya. Banyu mencontohkan Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian adalah salah satu murid Sarlito di Kajian Ilmu Kepolisian.
Berdasarkan pantauan Tempo di rumah duka, karangan bunga ucapan belasungkawa Tito adalah yang pertama datang. Disusul karangan bunga dari Wakapolri Komisaris Jenderal Syarifuddin.
Jenazah Sarlito disemayamkan di rumah duka di Kompleks UI Ciputat Nomor 6, Ciputat. Jenazah Sarlito rencananya akan dimakamkan pada Selasa, 15 November 2016, di Pemakaman Giri Tama Tonjong, Parung, Bogor.
ARKHELAUS W.