TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Korps Brigade Mobil (Brimob) Inspektur Jenderal Murad Ismail mengatakan satuannya tetap berstatus siaga 1 menjelang unjuk rasa 2 Desember 2016 yang rencananya diadakan organisasi keagamaan. Dia pun menyiapkan pasukan sesuai dengan permintaan Polri untuk mengamankan unjuk rasa.
"Kemarin (demo 4 November) kan 21 kompi, sekarang 50 kompi," kata Murad di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 23 November 2016.
Baca Juga:
Murad mengatakan 21 kompi anggota Brimob itu didatangkan dari 21 kepolisian daerah atau polda. Mereka juga disiagakan untuk rencana demo 25 November.
Murad menjelaskan bahwa ada 89 satuan setingkat kompi (SSK) Brimob yang disiapkan. Jumlah ini terdiri atas 25 SSK dari Markas Komando Brimob, 12 SSK dari Polda Metro Jaya, dan 50 SSK dari 21 Polda tadi.
"Ada lagi 36 unit anti anarkistis yang terbagi atas tujuh titik," ujar Murad. Titik lokasi itu di antaranya Istana Negara, MPR-DPR, dan Semanggi. Murad tidak menyebutkan empat titik lainnya. Dia juga tak mau menyebutkan perlengkapan yang dibekali kepada unit anti-anarkistis.
Menurut dia, sebanyak 50 SSK yang berasal dari daerah itu akan ditempatkan di 39 titik di Jakarta, yakni di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Dia mengatakan, seusai demonstrasi 4 November, para anggota Brimob yang berasal dari daerah sudah dipulangkan. Namun, sejak 16 November lalu, mereka diberangkatkan kembali ke Jakarta.
Murad mengatakan Brimob selalu siap jika diminta mengamankan unjuk rasa. "Brimob punya semboyan pengabdian tanpa batas," ujarnya. Menurut Murad, anggota Brimob yang bakal menghadapi pengunjuk rasa tidak akan dibekali dengan senjata, mereka hanya memakai tameng.
REZKI ALVIONITASARI