TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono meminta maaf atas kejadian padamnya aliran listrik di 8 sekolah Jakarta Timur. Kejadian tersebut membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah terganggu.
"Saya minta maaf kepada siswa dan orang tua siswa atas kejadian matinya lampu kemarin," kata dia saat upacara peringatan Hari Guru di kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta Jumat 25 November 2016. Menurut dia, kejadian tersebut cukup fatal sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar para siswa.
Karenanya, Soni-panggilan akrab Sumarsono- menyatakan berkomitmen kejadian seperti itu tidak akan terulang lagi. "Ini tidak akan terulang lagi," kata Soni. Dia meminta Dinas Pendidikan DKI memerhatikan persoalan ini.
Sebanyak 8 sekolah tingkat SMA di Jakarta Timur mengalami pemadaman listrik lantaran menunggak pembayaran listrik. Lama tunggakan berkisar 3-10 bulan.
Total ada 26 sekolah, termasuk 8 sekolah itu menunggak listrik ke PLN Distribusi Jakarta Raya sekitar Rp 3 miliar. Penyebab tunggakan karena pihak Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur luput memasukkan mata anggaran bantuan operasional pendidikan. Sedangkan di dalamnya ada alokasi untuk pembayaran listrik. Akibatnya, sekolah-sekolah tak mendapat jatah BOP sehingga tak bisa membayar listrik.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto mengatakan saat ini sekolah yang listriknya padam sudah kembali menyala. "Sudah normal sejak kemarin," kata dia.
Pihaknya sudah membayarkan tunggakan tersebut sehingga PLN kembali menyambungkan listrik. Agar tak terjadi lagi, dinas berencana membuat nota kesepahaman dengan Bank DKI dan PLN untuk menyiapkan dana talangan. "Sehingga tunggakan seperti ini tak terjadi lagi," kata Sopan.
NINIS CHAIRUNNISA