TEMPO.CO, Jakarta - Sokriba, 60 tahun, mertua guru bernama Abdul Rojak alias Abu Uwais, enggan mengomentari penetapan menantunya itu sebagai tersangka. Rojak disangka sebagai dalang penyebar isu rush money atau disebut penarikan uang tunai secara massal.
"Orangnya sudah dibebaskan, sekarang tidak ada (di rumah)," ucap Sokriba saat ditemui di rumahnya pada Sabtu, 26 November 2016.
Dia mengatakan menantunya sehari-hari tinggal bersamanya di Pejanggalan, Jakarta Utara. Di rumah itu, Rojak tinggal bersama kedua mertuanya, istri, dan anaknya.
Sokriba berujar, kemarin Rojak diperiksa polisi di Markas Besar Kepolisian RI. Rojak ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Meski demikian, tutur dia, polisi memperkenankan Rojak pulang ke rumah. "Sekarang enggak tahu ke mana dia (pergi)," ucapnya.
Dia mengatakan Rojak masih rutin mengajar di sejumlah sekolah. Dalam akun Facebook Abu Uwais milik Rojak, tertulis yang bersangkutan mengajar di SMP Nasional Plus Daan Mogot dan SMK Pluit Raya, Jakarta Utara. Menurut Sokriba, anaknya sampai saat ini masih menjadi pengajar di sekolah.
Dia meminta Tempo menghubungi menantunya itu lantaran enggak mengomentari kasus tersebut. Sayangnya, Rojak tak memegang ponsel karena ponselnya disita kepolisian sebagai barang bukti atas kasus yang menjeratnya.
Sokriba tak mau berbincang lama dengan alasan mempunyai banyak pekerjaan. Dia memiliki usaha kecil di rumahnya. Di depan rumahnya, ada sebuah etalase yang berisi aneka makanan, termasuk kue kering, kue basah, dan gorengan. Di tempat itu, mereka berbisnis menjual celana jins yang dipajang di dalam rumah.
Satuan Unit Cyber Crime Mabes Polri sebelumnya menangkap Rojak atas kasus penyebaran isu rush money. "Penangkapan dilakukan pada Kamis lalu setelah yang bersangkutan pulang dari sekolah," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu, 26 November 2016.
Boy berujar, Rojak dijadikan tersangka atas unggahannya di Facebook melalui akun Abu Uwais. Dia mengunggah gambar dia tengah berbaring di tengah hamparan uang. Dia juga memperlihatkan buku tabungannya. Foto tersebut diberi keterangan yang dianggap provokatif. "Aksi rush money mulai berjalan. Ayo, ambil uang kita dari bank milik komunis," ucap Boy menirukan keterangan dalam unggahan Rojak.
AVIT HIDAYAT