TEMPO.CO, Bekasi - Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi, Dirwan Dahri mengatakan, proses identifikasi dan inventarisasi lahan untuk proyek tol Cimanggis-Cibitung telah rampung seratus persen.
"Proses pembayaran baru rampung sekitar 65 persen. Yang sudah dibayar, fisik bisa dikerjakan," kata Dirwan, pada Rabu, 11 Januari 2017.
Simak juga:
Pembebasan Lahan Tol Cimanggis-Cibitung Selesai September
Tol Jakarta-Cikampek II Akan Timbulkan Kerugian Rp 1,3 T
Menurutnya proses yang rampung berupa pengukuran bidang dan pembetulan atas komplain dari warga terhadap bidang tanah. Proses pembebasan lahan ditargetkan rampung pada tahun ini. "Kebutuhan jalan tol itu mendesak," katanya.
Dirwan mengatakan, lahan yang terkena pembebasan berada di 10 desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Setu, Cikarang Barat, dan Cibitung.
Sebanyak tujuh desa sudah rampung dinilai oleh tim penilai independen atau apraisal, bahkan sebagian sudah dibayar. Bagi yang menolak, akan dikonsinyasi, yaitu biaya ganti rugi dititipkan di pengadilan. Sebab, ujarnya, pembangunan ini tak boleh terhenti, karena untuk kepentingan umum.
Sementara ini, kata dia, pihak apraisal sedang menghitung nilai nominatif wajar ganti rugi untuk tiga desa lagi. Ia tak menjelaskan detai perihal nilai ganti rugi, karena menjadi kewenangan dari tim apraisal, apalagi setiap titik nilainya berbeda-beda, sedangkan biaya ganti rugi merupakan kewenangan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Selain tanah, bangunan, tanaman, kami juga memberikan ganti rugi kenyamanan yang hilang, dan masa tunggu," ujar Dirwan.
Kepala Sub Bidang Infrastuktur dan Tata Ruang pada Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bekasi, Evi Mutia, mengatakan tol tersebut memiliki panjang 25,4 kilometer, 14 kilometer masuk wilayah Kabupaten Bekasi, sisanya berada di Depok, dan Bogor.
Menurut dia, tol itu akan menyatu dengan ruas Jalan Tol Cilincing-Cibitung yang masih tahap pembangunan dari Jakarta Utara. "Pemerintah pusat menargetkan operasi pada 2019," kata Evi.
Menurut dia, ruas jalan tol itu, memiliki peran strategis, yaitu mengurangi beban angkutan barang di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek yang biasa melintas di Cawang. Sebab, tol tersebut langsung menuju Tanjung Priok. Selain itu, memangkas waktu bagi pengguna jalan dari dan menuju Depok ke Bekasi, sehingga bisa mengurangi beban tol lainnya.
Jalan tol Jakarta-Cikampek merupakan ruas yang terpadat dari jaringan jalan tol Trans Jawa. Jalan tol ini terhubung dan terintegrasi dengan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR), serta Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi).
Volume rata-rata perhari mencapai 600 ribu lebih, diantaranya golongan I sebanyak 81 persen, golongan II 12 persen, golongan III empat persen, golongan IV dua persen, dan golongan V satu persen.
ADI WARSONO