TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan unjuk rasa di depan kediaman mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin siang kemarin tanpa pemberitahuan.
"Kalau ada surat pemberitahuan, kami tahu duluan. Tapi ternyata ini tidak ada," ucap Argo di Komisi Pemilihan Umum DKI, Selasa, 7 Februari 2017.
Argo berujar, hari itu, polisi hanya menerima pemberitahuan akan ada aksi unjuk rasa di sekitar Kuningan. Lokasinya sekitar 100 meter dari kediaman SBY.
Baca : Massa yang Geruduk Rumah SBY Kiriman Istana?
Kemudian pada pukul 14.15 WIB, tutur Argo, Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan memerintahkan Kepala Kepolisian Sektor Setiabudi mendatangi lokasi unjuk rasa. Saat itu, polisi menemukan ada sejumlah orang di sana yang datang menggunakan bus. "Kemudian Kapolres datang dengan pasukan, dan aksi bisa dibubarkan," katanya.
Menurut Argo, seusai pembubaran aksi unjuk rasa itu, pihaknya menemukan mobil merek Nissan Terrano. Di dalamnya, terdapat beberapa bungkus makanan untuk keperluan logistik. Saat ini, ucap dia, mobil itu diamankan di Polda Metro Jaya untuk diidentifikasi. "Kemarin kami sudah lakukan pengecekan, yang bersangkutan sudah pindah lima tahun lalu. Itu ada di STNK namanya. Nanti kami telusuri," ujar Argo.
Simak pula: Panitia Mahasiswa Jambore Akui Datang ke Rumah SBY, tapi...
Sekelompok orang mendatangi kediaman baru SBY di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, pada Senin kemarin. Massa itu disebut merupakan mahasiswa peserta jambore mahasiswa di Cibubur.
Kejadian tersebut pun diungkap SBY melalui akun Twitter-nya. SBY menuliskan tentang sejumlah orang yang dikabarkan datang ke rumahnya sambil berteriak-terak. "Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*," cuit SBY kemarin sekitar pukul 15.05.
Lihat juga: Rumah SBY Didemo Mahasiswa, Polisi Mengaku Kecolongan
Selain soal kedatangan orang di depan rumahnya, SBY menuliskan kekecewaannya karena merasa tidak mendapatkan keadilan di negaranya sendiri. "Kecuali negara sudah berubah, undang-undang tak bolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak memberi tahu saya. *SBY*," cuit SBY.
FRISKI RIANA