TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan banjir di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, pada Minggu, 19 Februari 2017, wajar terjadi. Sebab, normalisasi Sungai Ciliwung baru rampung 40 persen.
"Iya pasti (masih banjir). Kan, normalisasi Sungai Ciliwung baru 40 persen. Ini kan masih ada yang bolong," ucap Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 20 Februari 2017.
Baca: Ini Penyebab Banjir di Kolong Jalan Tol JORR Kalimalang
Selama empat tahun dia menjabat kepala daerah DKI, ujar Ahok, normalisasi Sungai Ciliwung belum dapat diselesaikan. Alasannya, masih banyak lahan yang ditempati penduduk setempat. Karena itu, Ahok meminta penduduk yang memiliki rumah lama segera mengurus sertifikat lahan.
"Dulu susah (mengurus sertifikat lahan karena) masih bayar BPHTB (bea perolehan hak atas tanah dan bangunan). (Sekarang) sudah saya gratiskan," ujar Ahok. “Kalau sudah dapat sertifikat, ya mau-enggak mau kami harus bayar sesuai dengan NJOP, supaya mereka bisa beli di tempat lain.
Baca juga: Di Balai Kota, Djarot Bahas Ide Sumur Resapan Anies-Sandi
Ahok menuturkan banjir yang melanda Jakarta, tak terkecuali di Cipinang Melayu, hanya dapat diatasi dengan normalisasi. Saat pasangan Jokowi-Ahok baru menjabat pada 2012, Ahok mengatakan banjir masih melanda di 2.200 titik Ibu Kota. Namun, setelah normalisasi sungai dijalankan, Ahok mengklaim lokasi banjir kini hanya 80 titik.
"Saya harus mohon maaf. Memang situasi itu (banjir) enggak ada cara lain. Ini (banjir) sudah (terjadi) puluhan tahun dari zaman gubernur (yang) dulu," ucap Ahok.
LANI DIANA | RINA W.