TEMPO.CO, Bekasi - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengatasi dampak banjir di wilayah Bekasi dan sekitarnya. Banjir yang merupakan luapan Sungai Cileungsi-Cikeas, Kali Bekasi, dan Sungai Cakung itu diawali hujan dengan intensitas tinggi yang turun sejak Selasa dinihari hingga Selasa pagi.
“Upaya penanganan darurat masih terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi bersama BNPB, Badan SAR Nasional, TNI, Polri, Satuan Kerja Perangkat Daerah, Taruna Siaga Bencana, Palang Merah Indonesia, relawan, masyarakat, dan dunia usaha,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Februari 2017.
Dia berujar penyaluran logistik bantuan bencana sudah ada di lokasi terdampak. Posko dan dapur umum pun telah didirikan. Ada pula peralatan dan perlengkapan bencana banjir yang dikirim ke lokasi kejadian.
Baca: Awas, Hujan Lebat Diprediksi Guyur Jabodetabek hingga Akhir Pekan Ini
Sutopo mengatakan tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap warga lokal di beberapa titik banjir, seperti kompleks Perum Dosen IKIP, Perum Pondok Hijau, dan Perum Pondok Ungu Permai. “Hingga saat ini belum ada penetapan status tanggap darurat oleh Wali Kota Bekasi.”
Dia mengimbau masyarakat waspada terhadap ancaman banjir susulan, mengingat curah hujan masih tinggi hingga akhir bulan ini. Dia pun meminta masyarakat menerapkan segala langkah antisipasi banjir.
“Para orang tua diimbau selalu mengawasi anak-anak yang bermain di tempat banjir. Korban hanyut terjadi saat bermain di lokasi banjir. Listrik hendaknya juga dimatikan,” ujarnya.
Simak: Ahok Minta Maaf Seusai Jalani Sidang Lanjutan, Ini Sebabnya
Dari laporan BNPB, banjir tersebut telah menelan dua korban jiwa. “Banjir menyebabkan dua orang meninggal dunia akibat hanyut, yaitu Hengky, 15 tahun, warga Kelurahan Jatibening Baru dan Muhammad Rizky (16), warga Kelurahan Pejuang,” kata Sutopo.
Banjir pun merendam ribuan rumah di 24 kelurahan dan 10 kecamatan di Kota Bekasi. Terdapat 14 kompleks perumahan padat penduduk yang terendam dengan ketinggian air mencapai 1,2 hingga 2 meter.
Banjir diketahui berdampak pada total 1.314 kepala keluarga (KK). Jumlah itu diperkirakan bertambah mengingat banjir masih melanda lokasi padat penduduk. “Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi masih melakukan pendataan. Kondisi banjir di Perumahan IKIP Pondok Gede masih setinggi 2 meter,” ucap Sutopo.
Saat ini tercatat 100 KK, atau setara dengan 400 jiwa (individu), tengah mengungsi di sejumlah titik pengungsian. Mereka yang telah terdata sebanyak 20 KK setara 80 jiwa di IKIP (Pondok Gede), 10 KK setara 40 jiwa di Kalibaru (Bekasi Barat), dan 70 KK setara 280 jiwa di Duren Jaya (Bekasi Timur).
YOHANES PASKALIS