TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8 mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Awal di Bumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Kegiatan yang diikuti 250 pelajar ini berlangsung pada 25-26 Februari 2017.
"Kami ingin anak-anak nantinya jangan hanya jadi generasi penonton, namun harus ikut membentuk dan membangun Indonesia," kata Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang SMP-SMA, Dinas Pendidikan Jakarta, Sumarjianto, ketika membuka kegiatan pada Sabtu, 25 Februari 2017.
Menurut Sumarjianto, ada tiga manfaat kegiatan tersebut. Pertama, kerja sama diantara pelajar makin kuat. Kedua, melatih kemandirian dan ketangguhan. Ketiga, mendidik anak-anak kembali ke jati diri bangsa Indonesia yakni gotong royong dan kepedulian pada masyarakat.
Baca juga: SMAN 8 Bukit Duri Banjir 70 Sentimeter, Siswa Diliburkan
Dia menjelaskan SMA 8 Bukit Duri selalu menjadi rujukan dan tempat studi banding SMA lain di daerah. "Banyak dinas pendidikan provinsi yang mengajukan permohonan ke kami," katanya.
Sumarjianto mempersilahkan sekolah menengah lainnya melakukan pelatihan sejenis asal tidak menarik iuran dari orang tua. "Sekolah dan orang tua harus kreatif mencari dana dari sponsor atau dunia usaha," katanya.
Kepala SMA 8 Bukit Duri, Agusman Anwar menjelaskan LDKA untuk membangun karakter ini telah dilakukan sejak tahun 2007. Tahun lalu, para pelajar kelas X mengikuti kegiatan di Pangkalan TNI AU, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Dalam kegiatan LDKA ini ada materi outbond kepemimpinan yang terdiri dari pengenalan kompas, baris berbaris dan aneka permainan di alam terbuka. Selain itu ada kegiatan di air, pengenalan kendaraan tempur militer dan jurit malam.
Melalui kegiatan LDKA, kata Agusman, peserta diberi pemahaman bahwa mereka adalah pelajar sekolah menengah atas yang harus mandiri. "Harapan kami seperti tema LDKA yaitu menjadi pemuda yang tangguh, cerdas dan peduli," katanya.
Agusman menjelaskan, selama kegiatan ada 10 guru dan belasan anggota pramuka penegak yang menjadi pendamping peserta LDKA.
Menurut Agusman, untuk pelajar kelas XI ada kegiatan tesis yakni tinggal (homestay) selama 5 hari di rumah penduduk di pedesaan. Pada awal Desember 2016, seluruh pelajar kelas XI mengikuti tesis di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat.
Simak juga: SMAN 8 Banjir, Dinas Tata Air Ungkap Penyebab Utamanya
"Mereka mengikuti aktivitas sehari-hari orang tua asuh," kata Agusman. Setelah kembali ke sekolah, setiap kelompok mempresentasikan hasil observasi dan analisanya.
Kegiatan lainnya yang ditawarkan kepada para pelajar adalah Nippon Challenge Programme ke Jepang selama 9 hari. Ini kegiatan sukarela untuk menambah wawasan.
Agusman menjelaskan kegiatan-kegiatan di luar jam pelajaran tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual para siswa.
UWD