TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor selama dua jam pada Senin siang, 27 Februari 2017, menyebabkan banjir dan tanah longsor. Tiga orang tewas dan tiga lain mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut.
"Korban tewas akibat bencana longsor sebanyak satu orang dan dua orang tewas terbawa arus banjir bandang, sehingga jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak tiga orang," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Ganjar Gunawan.
Baca juga: Atasi Banjir Bandung, Ridwan Kamil Siapkan Duit Rp 100 M
Ganjar mengatakan, identitas korban tewas bernama Udin Saprudin, 62 tahun, meninggal akibat tertimbun tanah longsor di belakang rumahnya di Kampung Keramat, RT 01 RW 04, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
"Korban saat itu bersama tiga warga lain sedang memancing di kolam belakang rumah," ujarnya.
Beberapa saat sebelum longsor, sempat terdengar suara gemuruh yang cukup keras akibat material tanah dan batu serta pohon besar tumbang karena tebingnya longsor. Tiga tetangga korban berhasil lari. "Sedangkan korban tidak sempat lari karena tubuhnya langsung tertimbun longsoran tanah," tuturnya.
Korban baru berhasil dievakuasi tim gabungan BPBD dan Satuan Polisi Pamong Praja setelah dua jam tertimbun longsoran. Saat ditemukan, korban sudah tidak bernyawa akibat luka parah di kepala serta sekujur badan tertimpa tanah dan material longsor.
Sementara itu, dua korban tewas lain adalah Anita Fauziah Fitria, 28 tahun, dan anaknya, Nadia, 4 tahun.
Keduanya terseret banjir bandang sejauh 500 meter yang terjadi di wilayah Budiagung, RT 03 RW 04, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
"Banjir bandang tersebut berasal dari luapan air selokan di samping SMAN 2 Bogor," tutur Komandan Regu BPBD Kota Bogor Bambang Widiyanto.
Dia mengatakan musibah tersebut terjadi setelah hujan deras mengguyur, menyebabkan air selokan meluap, sehingga tembok pembatas SMA 2 sepanjang 20 meter ambruk. Luapan air menerjang dinding tembok pembatas lapangan dan menimpa rumah korban bagian belakang.
Setelah dinding rumah korban ambrol, terjangan banjir bandang menghanyutkan dua penghuni rumah, yakni Anita dan Nadia.
M. SIDIK PERMANA