TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok menyiapkan anggaran Rp 164 miliar untuk membeli lahan alun-alun seluas 3,6 hektar di kawasan Cilodong. Konsep taman kota tersebut bakal dibuat terpadu dengan sejumlah fasilitas publik di dalamnya.
Kepala Bidang Perencanaan Program Pembangunan Badan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Reni Siti Nuraeni mengatakan alun-alun menjadi prioritas pembangunan yang tertuang di Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok tahun 2016-2021. "Alun-alun menjadi janji Wali Kota Depok terpilih saat kampanye. Jadi harus direalisasikan," kata Reni, Rabu, 1 Maret 2017.
Awalnya pemerintah menganggarkan Rp 176 miliar, tapi setelah dikaji akhirnya berkurang Rp 12 miliar. Selain menjadi ruang publik, alun-alun Kota Depok bakal dilengkapi sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah, joging track, taman baca, kantin, rumah ibadah, dan sejumlah sarana olahraga yang bisa digunakan untuk umum.
"Karena konsepnya terpadu, jadi bukan hanya ruang terbuka hijau. Tapi, ruang publik yang ramah anak dan lansia juga," ucapnya.
Setelah alun-alun berdiri, diharapkan lokasi tersebut bisa menjadi sarana hiburan dan tempat interaksi masyarakat. Soalnya, pembangunan sarana publik tersebut telah menjadi visi Depok, untuk menyediakan kota yang nyaman bagi penduduknya.
Selain itu, keberadaan alun-alun tersebut otomatis akan menambah luasan ruang terbuka hijau (RTH) di Depok, yang ditargetkan mencapai 20 persen dari luas wilayah. Adapun kondisi eksisting RTH di Depok baru mencapai 2.015,53 hektar dari target 4.059,69 hektar. "RTH publik Depok baru mencapai 10,06 persen."
Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok Dadan Rustandi mengatakan lokasi yang akan dijadikan alun-alun diperkirakan berada di kawasan Grand Depok City. Menurutnya, lokasi tersebut merupakan daerah yang strategis untuk dijadikan alun-alun kota. "Ditinjau dari aspek keamanan, lokasinya juga dekat kantor Polisi Militer," ucapnya.
Selain itu, lebar jalan di sekitar lokasi rencananya akan dibangun 30 meter, dan telah dilakukan pengerasan. Bahkan, rencananya jalan di dekat alun-alun akan dilalui jalur angkutan kota. "Semua jenis kendaraan mudah untuk mengaksesnya," katanya. "Dekat jalur Depok Outer Ring Road juga, yang akan dibangun Depok."
Ia menambahkan lokasi alun-alun cukup luas karena berada di kawasan perumahan. Yang pasti, kata dia, areal parkir dan sarana pendukung lain, bisa dibuat ideal. "Sebab, lahan di sana hampir 4 hektar," imbuhnya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Depok Azhari mengatakan awalnya dewan mendesak agar pembangunan alun-alun berada di pusat perkotaan dekat Balai Kota Depok. Namun, pemerintah beralasan anggaran yang digelontorkan tidak cukup untuk membeli lahan di kawasan tersebut.
"Pemerintah mengalihkanya di kawasan GDC, kalau di Margonda cuma cukup untuk seribu meter," ujarnya. "Sembilan puluh persen dewan saat pembahasan anggaran mendesak pembangunan alun-alun di dekat Balai Kota," ucapnya.
Menurutnya, alun-alun kota memang menjadi janji Wali Kota Depok Mohammad Idris, yang harus direalisasikan sebelum masa jabatannya berakhir pada 2021. Warga Depok, kata dia, memang telah menunggu pembangunan alun-alun kota.
Musababnya, hampir semua kota di Indonesia, mempunyai alun-alun sebagai tepat berkumpul dan berinteraksi masyarakat. Ia melanjutkan, karena pembangunan alun-alun dialihkan ke GDC, artinya pemerintah wajib menanggung semua resiko dampak negatifnya.
"Kalau di dekat pusat kota mudah mengawasinya. Kalau di GDC, nanti malah dijadikan tempat pacaran dan perbuatan negatif lainnya," ujarnya.
IMAM HAMDI