TEMPO.CO, Bekasi - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan jumlah papan reklame di Kota Bekasi cukup banyak, mencapai 4.700 titik. Untuk menghindari kecelakaan akibat papan reklame ambruk serta menata keindahan kota, pihaknya akan mengevaluasi seluruh papan reklame.
“Khususnya yang besar berada di jalan raya,” kata Tri, Kamis, 2 Maret 2017. Tri mengatakan semua reklame besar di jalan protokol harus diperiksa secara berkala, minimal setiap tiga bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi reklame dalam keadaan layak. “Evaluasi mulai dari konstruksi hingga perizinan,” ujar Tri.
Baca: Papan Reklame Ambruk di Bekasi Diduga Terempas Angin
Sebab, peristiwa tak terduga bisa saja terjadi. Misalnya tersenggol kendaraan besar, tertiup angin kencang, dan lainnya. Faktor-faktor itu bisa mengurangi kualitas tiang penyangga papan reklame tersebut. "Minimal tingginya harus empat meter," ujarnya.
Tri mengatakan pihaknya mulai tahun ini mengubah bentuk reklame dari konvensional menjadi digital. Sebagai percontohan, kata dia, reklame digital dipasang di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan. “Bukan videotron, tapi reklame LED, secara estetika reklame LED lebih bagus,” kata dia.
Menurut Tri, reklame LED dipasang tidak terlalu tinggi, tapi tempatnya bukan di median jalan, melainkan di sisi jalur pedestrian. Menurut Tri, risikonya cukup kecil ketimbang papan reklame besar. “Tinggal pengusaha menyesuaikan, di titik lain dilakukan secara bertahap,” katanya.
Selain reklame, kata dia, jembatan penyeberangan orang yang tertutup reklame dievaluasi. Pihaknya tidak mau kejadian JPO di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada tahun lalu terjadi di Kota Bekasi. Namun, baru saja Tri merencanakan niatnya, papan reklame ambruk di Jalan Sultan Agung, Kamis siang. Mobil angkutan kota ringsek tertimpa papan reklame yang ambruk, sedangkan sopirnya patah tulang dan dirawat di Rumah Sakit Ananda.
Baca juga: Kesaksian Warga, Begini Papan Reklame Ambruk di Bekasi
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan papan reklame yang ambruk di Jalan Sultan Agung dianggap kurang kokoh. Tiang yang menjadi tumpuan papan reklame yang dibangun pada 2016 milik Intan Advertising tersebut dianggap kurang mengikat ke papan reklamenya. “Besinya juga kurang besar,” katanya.
ADI WARSONO