TEMPO.CO, Jakarta - Guyuran hujan tak bisa menahan Aksi Semen Kaki para petani asal Kendeng, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, di depan Istana Kepresidenan Jakarta. Jumlah peserta aksi yang dilaksanakan sejak 13 Maret 2017 ini bertambah dari hari ke hari.
"Hari ini ada saya dan sembilan orang ikut, jadi sudah 50 orang," ujar Arief Hidayah, petani kelahiran Rembang yang ikut dalam aksi tersebut pada Tempo, Jumat, 17 Maret 2017.
Lihat foto: Ganjar Terbitkan Izin Pabrik Semen Petani Kendeng Kembali Pasung Kaki
Saat dihampiri Tempo, pria berusia 32 tahun itu tengah menempatkan kakinya di sepasang kotak kayu berbentuk persegi. Di dalam kotak yang sudah layaknya cetakan itulah kaki Arief akan diberi campuran semen.
"Perasaan saya campur aduk. Sedih karena pemerintah yang tak peduli sama petani sampai kami harus begini, sekaligus semangat walau sudah tahu risikonya," kata Arief.
Arief baru saja tiba di Jakarta Jumat pagi tadi dan memutuskan diri ikut dalam Aksi Semen Kaki itu. Pada Senin lalu baru 10 orang yang menyemen kaki dan duduk di seberang Istana. Jumlah itu bertambah menjadi 11 pada Selasa. Hingga kemarin, diketahui sudah 40 orang dari kalangan petani Kendeng yang ikut.
Foto: TEMPO/Febri Husen
Arief pun menyiapkan mental, karena aksi tersebut masih akan dilanjutkan hingga ada respon dari pihak Istana. "Kami mau Presiden (Joko Widodo) yang temui (kami) langsung," kata dia.
Kegiatan itu dilakukan sebagai protes terhadap izin lingkungan baru yang diteken oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Para petani mempermasalahkan izin yang mendukung kegiatan penambangan karst PT. Semen Indonesia, di tempat asal mereka.
Para peserta aksi berdatangan sejak sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka diangkut dengan mobil pikap, karena kaki mereka yang sudah lebih dahulu disemen.
Pada petani tersebut pun membutuhkan bantuan dua hingga tiga pria dewasa untuk turun dari mobil. Selanjutnya, mereka dibawa dengan troli mini dan duduk di kursi yang diatur membentuk formasi melingkar.
Aksi itu didukung sejumlah lembaga swadaya publik seperti Komisi Nasional untuk HAM, Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Tanpa melepas semen di kaki, para petani Kendeng itu bermalam di Gedung LBH, Menteng, dan sejumlah wisma.
Aksi Semen Kaki yang sempat dilakukan pada April 2016 lalu ini hanya digelar hingga pukul 17.00 WIB.
YOHANES PASKALIS
Peserta aksi harus dipapah untuk naik mobil usai ikut aksi. (Tempo/Amston)