TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tampak sumringah saat mendatangi gedung peninggalan VOC di Jalan Kakap, Penjaringan, Jakarta Utara. Gedung yang kini menjadi restoran ini digadang-gadang sebagai salah satu daya tarik wisata di Kota Tua.“Aku udah pengen ke sini dari dulu,” terang Djarot sambil melihat-lihat gedung itu.
Pasangan Gubernur DKI Jakarta nonakif Basuki Tjahaja Purnama ini juga menyarankan kepada pengelola gedung bahwasannya lantai dua gedung dapat dibuatkan pameran lukisan atau panggung hiburan.“Ini (Galangan Kapal VOC) tidak boleh berubah fungsi karena masih cagar budaya,” ucapnya.
Sayang kini kondisi Gedung Galangan VOC sepi dari wisatawan. Tak tampak satu pun pengunjung atau wisatawan yang melihat-lihat tempat itu. Saat hendak memasukinya, pengunjung harus masuk melalui pintu Resto Chinese Cuisine VOC atau VOC Galangan Restaurant yang berlokasi di Jalan Kakap, Penjaringan, Jakarta Utara.
Barulah di belakang restoran terdapat pelbagai ruangan dan taman. Ruangan itu ada yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang bersejarah layaknya museum. Beberapa material bangunannya pun masih menggunakan kayu asli. Dulunya, gedung-gedung ini dijadikan sebagai Galangan Kapal VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) yang dibangun pada 1628. Fungsinya adalah sebagai kantor dagang VOC.
Menurut Rita Makmur, 48 tahun, selaku pengelola gedung, ruangan-ruangan di gedung itu kemudian dijadikan sebagai tempat aktivitas seni. Misalnya, untuk sekolah menari, sekolah memainkan alat musik asli Tionghoa, dan membuat aksara atau tulisan Cina. Sayangnya, hari demi hari, kegiatan itu mulai jarang dilakukan hingga saat ini.
“Sekarang udah tidak ada, tinggal musiknya aja,” ujar Rita saat ditemui Tempo di VOC Galangan Restaurant, Jumat, 17 Maret 2017.
Rita pun tak mengetahui persis penyebab berkurangnya aktivitas seni di sana. Kegiatan yang masih dilakukan, terang Rita, hanyalah latihan alat musik asli asal Tionghoa bernama Sekolah Musik Hong Hua. Saat Tempo memasuki ruang latihan, tampak seorang pria asli Tionghoa sebagai pelatih dan satu murid perempuannya yang masih muda sedang memegang Erhu atau disebut Chinese Violin.
Ruangan itu berukuran tak terlalu besar layaknya ruang kantor. Dari arah pintu masuk, di sisi kanan atas berjejer suling-suling dan sebuah alat musik asal Tiongkok di bawahnya. Sang pelatih dan muridnya duduk bersebelahan. Mereka sempat melantunkan lagu Begawan Solo untuk mengiringi Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif Djarot Saiful Hidayat bernyanyi.
Erhu dimainkan dengan cara digesek seperti biola. Pemain Erhu harus duduk dan menaruh alat musik itu di atas pahanya kirinya. Tangan kiri memegang Erhu, sementara tangan kanan menggenggam alat geseknya. Selain itu, ada juga alat musik lainnya, seperti suling, Yangqin, dan Guzheng.
Ihwal sepi pengunjung, Rita mengungkapkan, biasanya wisatawan, khususnya dari Belanda sering bertamu. Namun, akhir-akhir ini jumlah tamu, baik wisatawan atau sekadar makan di restoran mulai berkurang sejak 2015 lalu.
“Waktu tahun 2012 -2014 masih ada. 2015 udah berkurang, 2016 apalagi. Orang tidak berani jalan ke sini lagi,” kata Rita.
Ia mengklaim lokasi Galangan Kapal VOC itu tidak strategis. Sarana dan prasrana publik di sekitaran gedung pun dirasa tak dapat menarik perhatian masyarakat untuk datang sebentar saja. Sebab, kurangnya lampu jalan yang terpasang di depan gedung, sehingga lokasi tampak gelap di malam hari. Tak hanya itu, keamanan di sana pun dipertanyakan.
“Di sekitaran sini kurang aman dan lampunya kurang. Untuk berwisata mungkin ada yang berkunjung, tapi kalau orang khusus menyediakan waktunya ke sini, jarang,” ungkap Rita.
LANI DIANA|JH