Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lima Kampung Ini Menjadi Cikal Bakal Kota Batavia

Editor

Suseno TNR

image-gnews
Komunitas Betawi Kita membuat diskusi bertema Orang Betawi dan Situs Sejarah-Budaya di Komunitas Bambu Jalan Taufiqurahman Beji Timur, Depok, Minggu, 19 Maret 2017. TEMPO/IMAM HAMDI
Komunitas Betawi Kita membuat diskusi bertema Orang Betawi dan Situs Sejarah-Budaya di Komunitas Bambu Jalan Taufiqurahman Beji Timur, Depok, Minggu, 19 Maret 2017. TEMPO/IMAM HAMDI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum menjadi kota besar seperti sekarang, Jakarta awalnya hanya terdiri atas lima kampung besar. Dulu, saat masih menyandang nama Batavia, luas Jakarta hanya 15 hektare, yang menjadi tempat permukiman bagi warga keturunan Arab, Cina, dan Eropa.

Fakta ini terungkap dalam diskusi Orang Betawi dan Situs Sejarah Betawi, yang digelar di Komunitas Bambu, Jalan Taufiqurahman, Beji Timur, Depok, Ahad, 19 Maret 2017. Arkeolog Universitas Indonesia, Candrian Attahiyat, yang hadir sebagai pembicara, mengatakan orang pribumi tidak bisa sembarangan masuk ke Batavia karena tempat itu dikelilingi pagar. "Kalau ada yang nekat masuk ke kota, mereka harus siap diperjualbelikan sebagai budak," kata Candrian.

Belakangan, pemerintah Belanda membongkar seluruh pagar pembatas untuk memperluas kota. Saat itulah cikal bakal perkampungan Betawi muncul di Jakarta. Ada lima kampung besar yang tumbuh seiring ekspansi perluasan Kota Batavia, yakni Kampung Tangki, Muka, Jakarta, Gondangdia, dan Prapatan. Perkampungan Betawi tersebut sering disebut sebagai Big Vilage. Sebab, permukiman itu menjadi salah satu perkampungan besar yang terpengaruh kultur kota dan menjadi masyarakat modern.

"Sebab, masyarakat Betawi berada dalam administrasi Kota Batavia. Jadi tidak bisa dibandingkan dengan kampung lain," kata Candrian.

Setelah kampung Betawi muncul, berbagai macam kesenian luar diserap masyarakatnya. Jumlah penduduk bertambah dan perkampungan berkembang menjadi 75 lokasi. "Kampung Betawi masih terus berkembang sampai kemerdekaan Indonesia," ucap Candrian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah menyandang nama Jakarta, perkembangan kota semakin pesat. Perkampungan Betawi terdesak gedung-gedung pencakar langit. Satu per satu perkampungan digusur. Pada 1960, banyak kampung Betawi dibongkar, salah satunya Kampung Pecandran yang berada di Senayan.

Perkampungan Betawi di kawasan tersebut dibedol untuk pembangunan Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Bahkan ekspansi perkembangan kota sampai di kawasan Grogol dan yang sekarang menjadi gedung DPR/MPR. "Dulu, wilayah itu bekas kampung Betawi juga," ujarnya.

Perkampungan Betawi di Jakarta benar-benar musnah pada 1966. Sebab, gubernur yang menjabat saat itu berambisi ingin menjadikan Jakarta sebagai kota besar. Lantas, pemerintah menggusur perkampungan Betawi untuk merealisasikan pembangunan kota.

IMAM HAMDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

8 hari lalu

Ketua DPC PKS Kota Depok Imam Budi Hartono mendampingi bacaleg mendaftar ke Kantor Sekretariat KPU Depok di Jalan Margonda No. 379, Kecamatan Beji, Depok, Senin, 8 Mei 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

Ketua DPD Golkar Kota Depok Farabi A. Arafiq telah bertemu dengan Ketua DPD PKS Kota Depok Imam Budi Hartono untuk menjajaki koalisi di Pilkada Depok.


Geger Rekapitulasi Suara di Kota Depok: Dugaan Intimidasi hingga Viral Surat PPK Mundur

43 hari lalu

Sejumlah massa dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Depok membawa miniatur keranda berkain putih bertuliskan 'Matinya Demokrasi' saat menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor KPU Depok, Jawa Barat, Rabu, 6 Maret 2024. Aksi tersebut buntut dari temuan dugaan penggelembungan suara saat rekapitulasi suara di panitia pemilihan kecamatan (PPK) guna meningkatkan suara salah satu caleg DPR RI Dapil VI dari partai lain dan berharap agar KPU Kota Depok tegas menjunjung netralitas hingga integritas agar pesta demokrasi yang jujur dan adil. TEMPO/M Taufan Rengganis
Geger Rekapitulasi Suara di Kota Depok: Dugaan Intimidasi hingga Viral Surat PPK Mundur

Proses rekapitulasi penghitungan suara di Kota Depok diwarnai dugaan intimidasi. Proses rekapitulasi sempat terhenti.


Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

18 Februari 2024

Festival Musim Semi di Cina. Xinhua
Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

14 Januari 2024

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto memberikan keterangan kepada media ketika mengunjungi Rumah Susun Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Ahad, 14 Januari 2024. Dalam kunjungannya itu, Hasto juga membagikan telur kepada warga setempat. Tempo/ Adil Al Hasan
Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

Mengingat pentingnya sejarah itu, Hasto mengungkap pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.


Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Monumen Peristiwa Situjuah di Nagari Situjuah Batua, Sumatra Barat (TEMPO/Fachri Hamzah)
Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam


Politikus PDIP Sebut Relokasi Paksa Siswa SDN Pondok Cina 1 Bukti Keangkuhan Penguasa Depok

11 Januari 2024

Orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 yang masih bertahan di gedung sekolah lama di Jalan Margonda Km 4,5 Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Rabu, 3 Januari 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Politikus PDIP Sebut Relokasi Paksa Siswa SDN Pondok Cina 1 Bukti Keangkuhan Penguasa Depok

Wakil Ketua DPRD Kota Depok dari Fraksi PDIP, Hendrik Tangke Allo, menilai relokasi paksa siswa SDN Pondok Cina 1 bukti keangkuhan penguasa Depok.


Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

11 Januari 2024

Bernalar Berdaya di SMA 91 Jakarta Timur
Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda terhadap literasi digital dan sejarah.


Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

26 Desember 2023

Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru melalui sejarah yang panjang. Berikut ini alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari. Foto: Canva
Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru melalui sejarah yang panjang. Berikut ini alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari.


Wali Kota Gratiskan Depok Open Space Dipakai untuk Pertunjukan

25 Desember 2023

Suasana saat peresmian Depok Open Space depan balai kota, Jalan Margonda Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Sabtu malam, 23 Desember 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Wali Kota Gratiskan Depok Open Space Dipakai untuk Pertunjukan

Warga Kota Depok dipersilakan memanfaatkan Depok Open Space jika ingin membuat pertunjukan di sana tanpa dipungut biaya