TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan rencana makar dan penggulingan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang diduga akan digerakkan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath akan dilakukan setelah 19 April 2017.
"Revolusi ini akan dilakukan setelah 19 April, setelah pencoblosan," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin, 3 April 2017. Seperti diketahui, 19 April adalah hari penyelenggaraan pilkada DKI Jakarta putaran dua.
Menurut Argo, para tersangka makar yang kini ditahan di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok itu, merencanakan aksi massa yang lebih besar dari aksi 31 Maret 2017 lalu atau yang disebut aksi 313. "Untuk aksi pada 30 dan 31 (Maret) kemarin kegiatannya hanya pemanasan" katanya.
Baca: Disangka Makar, Sekjen FUI Menolak Teken Surat Penangkapan
Sebelumnya, di dua tempat, Kalibata dan Menteng, Al Khaththath dan empat tersangka makar lain telah merencanakan pergerakan serta dana yang dibutuhkan. "Itu sudah ada perencanaan dan berkaitan dengan pertemuan di situ (Kalibata dan Menteng)," ujarnya.
Sebelumnya, polisi menangkap lima orang yang diduga akan melakukan makar pada 31 Maret. Salah satunya Al Khaththath, yang juga penanggung jawab aksi 313.
Baca: Sebelum Diciduk Kasus Makar, Sekjen FUI Merasa Sudah Dibuntuti
Adapun empat orang lain yang ditangkap, yaitu Zainudin Arsyad, Irwansyah, Dikho Nugraha, dan Andre. Zainudin diketahui merupakan bagian dari Gerakan Mahasiswa Pelajar Bela Bangsa dan Rakyat (GMPBBR).
Sedangkan Irwansyah diketahui sebagai wakil koordinator lapangan aksi 313, sementara Dikho dan Andre adalah bagian dari Forum Syuhada Indonesia (FSI). Hingga saat ini, mereka masih ditahan untuk dimintai keterangan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
INGE KLARA SAFITRI | CAESAR AKBAR