TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan program penutupan perlintasan sebidang memang diperlukan untuk mengurangi resiko kecelakaan akibat tertabrak kereta api. Selain itu, dia menambahkan, penutupan itu juga berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan yang acapkali ditimbulkan oleh perlintasan kereta api sebidang.
“Semakin hari semakin banyak pintu-pintu kereta api. Belum lagi banyak pintu kereta api yang tidak ada plang nya. Itu namanya penertiban pintu kereta api untuk keselamatan warga Jakarta. Itu judulnya,” kata Soni, panggilan akrab Sumarsono, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 6 April 2017.
Baca: 14 Perlintasan Kereta Api di Jakarta Ditutup Tahun Ini
Namun, menurut Sumarsono, Pemerintah DKI perlu mendukung dengan menghadirkan solusi-solusi atas permasalahan yang ditimbukan dari kebijakan itu.
“Harus ada jalan keluar yang terbaik, misalnya mau underpass atau apa nanti akan kita selesaikan,” ujarnya.
Kebutuhan penutupan perlintasan sebidang ini pun, menurut Sumarsono, semakin dibutuhkan adanya menyusul rencana pemerintah membangun infrastruktur kereta cepat Bandung-Jakarta.
Baca: Tutup Perlintasan Sebidang, Kemenhub Siapkan Jalan Alternatif
Pemerintah menargetkan akan menutup 14 titik perlintasan kereta api sebidang tahun ini. Penutupan itu akan dilakukan bertahap dengan tahap pertama sekitar 4 hingga 5 titik. "Kemarin kan sudah satu di Senen, sekitar 4 sampai 5 lah (titik perlintasan yang akan ditutup)," kata Sumarsono.
Sumarsono menambahkan, titik yang sementara ini akan ditutup adalah titik yang selama ini belum didukung dengan underpass. "Nanti underpass mengiringi simultan dengan penutupan dilakukan, "tutup Sumarsono.
Nantinya titik tahap awal tersebut akan secara permanen ditutup pada Mei 2017.
CAESAR AKBAR | EA
Baca: Wapres JK Perintahkan Jumlah Perlintasan Sebidang Dikurangi