TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Andrianto memastikan tidak ada kebocoran soal dalam pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer di sekolah yang ada di Jakarta. Apalagi, kata Sopan, ujian nasional tidak dijadikan patokan kelulusan bagi siswa. Menurut Sopan, kelulusan tidak hanya ditentukan oleh hasil ujian.
Atas dasar keyakinannya itu, Sopan mempertanyakan pernyataan Ombudsman Republik Indonesia bahwa terjadi jual-beli jawaban ujian sekolah berstandar nasional (USBN) oleh guru SMA/SMK/MA di salah satu sekolah di Jakarta Timur. Guru diduga menjual jawaban seharga Rp 25 ribu.
Baca juga: Kepala Dinas Pendidikan DKI: 100 Persen SMA Ikut UNBK
"Nah, termasuk pemberitaan di DKI Jakarta yang sudah viral itu di mana? Justru yang saya tanyakan, tolong buktikan sekolah mana dan siapa pelakunya? Kasih ke saya. Pasti sanksi akan kami berlakukan dengan tegas. Kami tidak lagi kompromi dengan hal-hal yang tidak terpuji itu," ujar Sopan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Jakarta, Senin, 10 April 2017.
Menurut Sopan, sampai saat ini, Ombudsman belum menyampaikan temuan tersebut kepadanya. Sopan meminta Ombudsman segera menyerahkan data tersebut apabila benar ada kecurangan dalam ujian di sekolah. Jika terbukti, Sopan berjanji akan menindak pihak yang terlibat.
Sopan meyakini bocoran soal hampir tidak ada karena kelulusan ditentukan oleh apakah siswa sudah menyelesaikan semua tahapan belajar-mengajar aatau belum. Artinya, mereka sudah melewati jenjang kelas X, XI, dan XII. Kemudian, barulah ditentukan oleh ujian nasional yang ditambah dengan penilaian lain yang diakumulasikan.
"Selain itu, UNBK dalam setiap soal itu ada ratusan varian atau jenis. Jadi saya secara logis dan berpikir positif saja bahwa kemungkinan itu kecil karena variannya luar biasa," ujar Sopan.
Menurut dia, varian soal yang beraneka ragam mempersulit pihak mana pun untuk berbuat curang.
LARISSA HUDA